Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak berpeluang turun seiring meningkatnya cadangan minyak mentah di Amerika Serikat sebagai salah satu produsen terbesar di dunia.
Pada Kamis siang (18/6/2020) berdasarkan data Bloomberg harga minyak mentah WTI di bursa NYMEX untuk kontrak Juli terkoreksi 0,95 persen ke US$37,60 per barrel. Bahkan harga minyak sempat merosot ke level terendah di US$37,11 per barrel.
Sementara itu, minyak mentah Brent di bursa ICE juga mengalami nasib serupa dengan koreksi 0,50 persen ke level US$40,51 per barrel. Adapun level terendah hari ini berada di level US$40,06 per barrel.
Penurunan harga terjadi seiring laporan cadangan minyak Energy Information Administration (EIA) yang naik mencapai 15 juta barrel sejak Maret 2020. Oleh sebab itu, permintaan minyak mentah yang rendah mengancam reli harga komoditas tidak terbarukan itu.
Melansir dari Bloomberg, Rob Thummel, Manajer Portofolio di Tortoise mengatakan pasar sedang menantikan persediaan turun untuk meningkatkan harga minyak. Namun yang terjadi adalah sebaliknya karena permintaan masih lemah meskipun pembatasan sudah melonggar.
Di sisi lain, EIA juga melaporkan produksi minyak mentah sudah turun 600.000 barrel per hari menjadi 10,5 juta barrel. Angka ini merupakan yang terendah sejak 2018 silam sehingga dapat menjadi katalis positif.
Sementara itu, Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan pembatasan itu dapat membatasi penurunan harga minyak mentah supaya tidak terlalu dalam.
“Secara teknikal, untuk memperkuat pergerakan bearish, harga minyak perlu menembus dan konsisten di bawah level US$36,75 yang merupakan area indikator moving average 100 di dalam grafik 1 jam,” katanya pada riset Kamis (18/6/2020).
Faisyal menambahkan level support terdekat berada di US$36,75, menembus ke bawah dari level tersebut berpotensi memicu penurunan lanjutan ke US$36,00 sebelum membidik support kuat di US$35,20. Sementara itu jika bergerak naik, level resistance terdekat berada di US$37.65.
“Menembus ke atas dari level tersebut berpeluang memicu kenaikan lanjutan ke US$38,40 sebelum membidik resisten kuat di US$39,20,” pungkasnya.