Bisnis.com, JAKARTA – Moody’s Investor Servive menurunkan peringkat grup perusahaan Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) dari B1 menjadi Ba3.
Perusahaan yang mendapatkan peringkat Ba3 berarti utang jangka panjang perseroan memiliki resiko kredit dan elemen spekulatif. Moody’s menurunkan obligasi yang diterbitkan oleh LMIRT Capital Pte. Ltd. dan entitas usahanya.
Analis Moody’s Investor Service Junling Tan mengatakan penurunan peringkat merupakan refleksi resiko keuangan LMIRT. “Keuangan akan bergantung pada hasil dari divestasi Pejaten Village dan Binjai Supermall, serta pendanaan eksternal untuk mendanai utang jatuh tempo 2021 di tengah kondisi pasar yang menantang untuk penggalangan dana,”kata salah satu Analis Moody Junling dikutip pada Selasa (16/6/2020).
Junling menambahkan kredit LMIRT kemungkinan akan melemah pada tahun 2020 karena kondisi operasional yang melandai disebabkan oleh wabah virus corona dan volatilitas rupiah terhadap dolar Singapura.
Menurutnya hal itu menciptakan risiko tambahan untuk kepercayaan. Lebih jauh lagi, melemahnya pendapatan dapat menyebabkan pelanggaran perjanjian keuangan pinjaman bank pada 2020 sehingga mendorong perseroan untuk meminta keringanan dari pemberi pinjamannya.
Moody’s memperkirakan tanpa divestasi itu kedua mall LMIRT berpotensi mengalami penurunan pendapatan sebesar 39 persen yang disebabkan oleh penutupan sementara mal dan melemahnya permintaan untuk ruang ritel. Rasio utang/EBITDA bakal melemah menjadi sekitar 12,4 kali di tahun 2020 dari 5,2 kali pada 2019.
Baca Juga
Selain itu, penyesuaian EBITDA/bunga akan melemah menjadi sekitar 1,2 kali dari 3,0 kali pada periode yang sama. Pada saat bersamaan, utang jangka pendek trust diperkirakan akan meningkat menjadi sekitar 24 persen total utang dari 8 persen pada 2019. Kenaikan itu akibat dari penarikan dalam fasilitas kredit.
“Kami mengharapkan pemulihan bertahap di pada operasional dan peningkatan tingkat hunian pada tahun 2021, sehingga menghasilkan hutang bersih/EBITDA dan EBITDA/beban bunga yang disesuaikan untuk meningkat menjadi 6,4 kali dan 2,3 kali,” katanya.
LMIRT memiliki kas dan setara kas sebesar SGD145,7 juta pada tanggal 31 Maret 2020, yang akan cukup untuk menutupi pembayaran obligasi SGD75 juta yang jatuh tempo pada Juni 2020 dan fasilitas kredit SGD40 juta.
“Akibatnya, LMIRT kemungkinan akan bergantung pada pendanaan eksternal mengatasi 175 juta dolar Singapura pinjaman berjangka sindikasi yang jatuh tempo pada Agustus 2021 dan 140 juta dolar Singapura yang dapat dibeli kembali pada bulan September 2021,” pungkasnya.