Bisnis.com,JAKARTA— Kecemasan para pelaku pasar terhadap penyebaran gelombang kedua pandemi Covid-19 membuat indeks harga saham gabungan harus kembali parkir di zona merah akhir sesi perdagangan, Senin (15/6/2020). Di sisi lain, saham perbankan berguguran.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) harus puas parkir di zona merah dengan koreksi 1,31 persen ke level 4.816,336 pada akhir, Senin (15/6/2020). Awalnya, indeks bergerak menjanjikan pada awal sesi pertama dengan menyentuh level resistance 4.918,056.
Namun, posisi berbalik usai istirahat sesi pertama. IHSG langsung amblas ke zona merah dan sempat mencapai titik support 4.809,619.
Total nilai net sell atau jual bersih investor asing senilai Rp711,88 miliar pada akhir sesi perdagangan. Transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp8,01 triliun.
Sektor saham keuangan menjadi penekan utama IHSG dengan terkoreksi 2,76 persen. Sektor saham pertambangan dan sektor saham industri dasar menempel dengan koreksi masing-masing 1,95 persen dan 1,94 persen.
Secara khusus, saham perbankan mencetak penurunan cukup signifikan.Saham bank yang memiliki modal di atas Rp30 triliun atau bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV turun lebih dari 3 persen pada perdagangan hari ini :
Baca Juga
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI turun 6,04 persen
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. atau BBRI turun 4,29 persen
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.atau BMRI turun 3,48 persen
- PT Bank Central Asia Tbk. atau BBCA turun 3 persen
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio menilai IHSG sempat menguat karena neraca perdagangan yang surplus US$2 miliar. Nilai itu menurutnya lebih baik dari konsensus para analis.
Kendati demikian, Frankie menyebut sentimen berbalik pada sesi kedua perdagangan. Kondisi itu dipicu naiknya angka infeksi Covid-19 secara global terutama di Beijing, China.
“Terdapat lonjakan kasus baru yang dikhawatirkan investor bisa menghambat roda ekonomi pada era new normal ini,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (15/6/2020).
Di lain pihak, Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan IHSG sempat positif dibandingkan dengan bursa lain di Asia awal perdagangan, Senin (15/6/2020). Menurutnya, pelaku pasar mengapresiasi kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam membuka sejumlah mal.
“Di sisi lain, pasar juga mengapresiasi kinerja neraca perdagangan per Mei 2020 yang di luar ekspektasi mengalami surplus signifikan sebesar US$2,09 miliar,” paparnya.
Akan tetapi, Nafan menyebut mayoritas pasar di Asia memerah setelah adanya kekhawatiran gelombang kedua. Selanjutnya, berbagai data makro ekonomi China juga berada di bawah ekspektasi pasar.
“IHSG terkena efek domino negatif dari hal tersebut,” jelasnya.