Bisnis.com, JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak variatif sepanjang sesi I perdagangan hari ini, Senin (15/6/2020)
Di awal pembukaan pasar indeks langsung melejit dan menembus level 4.900-an. Kemudian indeks bergerak naik turun dan sempat menyentuh level tertinggi hari ini yakni 4.918,05 serta level terendah 4.880,35.
Hingga akhirnya di penutupan perdagangan sesi I, IHSG mengakhiri lajunya di level 4.877,34. Terkoreksi tipis 2,01 poin atau 0,06 persen dibandingkan posisi semula. Dari seluruh saham yang diperdagangkan, 204 saham terpantau menghijau, 206 menguat, dan 113 tak beranjak dari posisinya.
Secara sektoral, seluruh sektor yang tadinya menghijau kini mulai kendur. Koreksi terdalam dialami oleh sektor finansial yang turun 1,13 persen, diikuti oleh sektor properti yang turun 0,46 persen dan sektor pertambangan yang terkoreksi 0,36 persen.
Saham-saham perbankan besar anjlok. PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) kompak memerah, masing-masing terkoreksi 1,98 persen, 1,64 persen, dan 1,15 persen.
Ketiganya juga menempati posisi atas daftar saham yang paling banyak dilego asing, dengan net foreign sell sebesar Rp65,1 miliar (BBRI), RP28,8 miliar (BMRI), dan Rp20,2 miliar (BBCA). Meskipun demikian, daftar net sell teratas masih ditempati PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. yang dilego mencapai Rp126,8 miliar.
Baca Juga
Sementara itu, total transaksi yang terjadi di sepanjang sesi I mencapai Rp3,96 triliun dengan aksi jual bersih investor asing sebesar Rp355,56 miliar di seluruh pasar.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan IHSG yang menghijau di awal perdagangan merupakan apresiasi pasar terkait kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang mulai membuka mall di ibu kota hari ini.
Di sisi lain, tambah Nafan, pelaku pasar juga mengapresiasi kinerja neraca perdagangan per Mei yang di luar ekspektasi mengalami surplus signifikan sebesar US$2,09 miliar sehingga turut memberikan sentimen baik.
Meskipun demikian, laju pergerakan IHSG kembali tertahan karena mayoritas indeks saham di Asia mayoritas terkoreksi akibat adanya kekhawatiran gelombang kedua Covid-19. Ditambah dengan berbagai data makro ekonomi Tiongkok yang di bawah ekspektasi pasar.
“Maka IHSG terkena efek domino negatif dari hal tersebut,” kata Nafan kepada Bisnis, Senin (15/6/2020)
Berdasarkan data Bloomberg per pukul 12.30 WIB, bursa-bursa di Asia terpantau memerah. Indeks Nikkei 225 Tokyo terkoreksi 2,42 persen, sedangkan KOSPI turun 1,78 persen.
Begitu pula dengan di China, indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,65 persen dan Shanghai Composite Index melemah 0,50 persen. Indeks Strait Times Singapura bahkan anjlok 2,30 persen.