Bisnis.com, JAKARTA – Tren positif kenaikan hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara disebut menjadi bukti persepsi positif pasar obligasi Indonesia tetap terjaga di mata investor
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, hasil lelang sukuk negara yang lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa lelang sebelumnya mencerminkan kondisi pasar obligasi Indonesia mulai pulih. Selain itu, momentum permintaan investor terhadap obligasi Indonesia juga tetap terjaga setelah lelang Surat Utang Negara (SUN) pekan lalu.
“Hasil lelang hari ini membuktikan tingkat imbal hasil (yield) obligasi Indonesia yang masih atraktif di pasar dunia karena demand yang tinggi,” katanya saat dihubungi pada Selasa (9/6/2020).
Data dari World Government Bonds menyebutkan, pada 9 Juni 2020, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 7,361 persen. Angka ini melemah 5,84 basis poin dibandingkan posisi imbal hasil pada 3 Juni lalu sebesar 7,099 persen.
Kendati demikian, Ramdhan juga mengatakan tingkat ketidakpastian pasar obligasi Indonesia terbilang masih tinggi. Hal ini terlihat dari minat investor yang mayoritas mengincar sukuk bertenor pendek.
Hasil lelang hari ini menunjukkan, penawaran terbanyak masuk untuk seri PBS002 yang jatuh tempo 15 Januari 2022 dengan total Rp10,352 triliun. Dari penawaran yang masuk, yield atau imbal hasil rerata tertimbang yang dimenangkan 6,02 persen dengan jumlah nominal dimenangkan Rp4,35 triliun.
Baca Juga
Sentimen ini, lanjutnya, disebabkan oleh tertekannya pasar obligasi Indonesia selama dua hari terakhir. Hal tersebut membuat banyak investor melakukan aksi jual (profit taking).
Sementara itu, Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Lili Indarli menyatakan, dari segi tingkat imbal hasil, peserta lelang cenderung meminta yield yang rendah.
Hal itu terlihat dari nilai yield rata-rata tertimbang pada seluruh seri PBS yang dimenangkan tercatat lebih rendah dari mid day yield wajar, yakni pada rentang –4,05bps (PBS002) hingga –19,51bps (PBS005).
Ia menuturkan, di tengah tren bearish di pasar sekunder obligasi, ramainya lelang kali ini yang disertai dengan imbal hasil rendah mencerminkan pasar merespon positif prospek pembukaan kegiatan ekonomi global.
Berdasarkan catatan Bisnis, penawaran yang masuk dalam lelang SBSN sempat mencapai titik terendah Rp14,60 triliun dalam lelang 24 Maret 2020. Namun, jumlah yang masuk berangsur mengalami kenaikan dan terjaga pada kisaran Rp18 triliun sebelum lelang hari ini.
Adapun lelang sukuk negara pada hari ini menghasilkan penawaran masuk senilai Rp28,644 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memutuskan untuk memenangkan sebanyak Rp9,5 triliun.