Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MNC Sekuritas : Rupiah Menguji Level Rp13.810 per Dolar AS

MNC Sekuritas memperkirakan pergeraka rupiah berada di kisaran Rp13.810 sampai dengan Rp13.940 per dolar AS
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menunjukan uang Rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – PT MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah hari ini, Senin (8/6/2020)  bakal berada di rentang Rp13.810 sampai dengan Rp13.940.

Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang memperkirakan rupiah bakal menjajal level Rp13.810 sampai dengan Rp13.940. Bila dibandingkan dengan penutupan pada Jumat (5/6) di level Rp13.877, artinya bisa jadi ada penguatan 0,48 persen atau melemah 0,45 persen.

Menurut Edwin, terdapat potensi defisit APBN bakal melebar ke level 6,34 persen karena meningkatnya kebutuhan dana untuk melawan pandemi Covid-19. S

Sementara dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 54/2020, Pemerintah mematok defisit anggaran sebesar 5,07 persen dari produk domestik bruto (PDB)..

Adapun, lanjutnya, salah satu sumber pembiayaan APBN 2020 adalah dengan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Untuk itu, di sepanjang tahun ini, pemerintah berencana menerbitkan SBN neto sebesar Rp1.487,6 triliun dan SBN bruto sebesar Rp1.533,1 triliun.

Sebagaimana diketahui, Gubernur BI Perry Warjiyo meyakini rupiah masih akan terus menguat dibandingkan dengan dollar. Padahal sebelumnya, Perry memperkirakan nilai tukar rupiah dapat mencapai level Rp15.000 per dolar AS pada akhir 2020.

Meski sudah melampaui target, Perry masih optimistis rupiah dapat melebihi ekspektasi pasar. Sebagai informasi mata uang garuda telah menguat 15,45 persen dari level Rp16.413 sejak kuartal II/2020 bergulir.

"Ini menunjukkan penguatan dengan pandangan kami bahwa nilai tukar hari ini masih undervalue sehingga ke depan masih berpotensi menguat," tegasnya dikutip Sabtu (6/6/2020).

Menurut Perry, rupiah masih undervalue karena beberapa faktor seperti inflasi domestik yang rendah, defisit transaksi berjalan yang rendah, perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri, dan premi risiko yang turun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper