Bisnis.com, JAKARTA — Mulai mengalirnya dana asing membuat pasar obligasi dan saham Indonesia mencetak penguatan beberapa hari terakhir. Sejumlah kebijakan ekonomi makro yang ditempuh membuat para investor kembali percaya diri masuk ke pasar keuangan domestik.
Berdasarkan data Bloomberg, imbal hasil atau yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun Indonesia parkir di level 7,071 persen pada, Kamis (4/6/2020) pukul 17:21 WIB. Posisi itu naik dari 6,964 persen pada akhir sesi, Rabu (3/6/2020).
Data Blooomberg menunjukkan pergerakan imbal hasil SUN tenor 10 tahun Indonesia selalu berada di atas 7 persen sejak pertengahan Maret 2020. Posisi terendah terakhir sebesar 6,928 persen pada 11 Maret 2020.
Sebagai catatan, pergerakan harga obligasi dan yield obligasi saling bertolak belakang. Kenaikan harga obligasi akan membuat posisi yield mengalami penurunan sementara penurunan akan menekan tingkat imbal hasil.
Pengamat Pasar Modal Anil Kumar mengatakan arus modal asing mulai kembali masuk ke dalam emerging market, termasuk Indonesia. Menurutnya, investor asing banyak tertinggal karena mereka telah melakukan penjualan obligasi.
“Saat ini, imbal hasil obligasi indonesia kembali ke bawah 7 persen untuk tenor 10 tahun. Hingga akhir tahun, saya tetap prediksi bahwa obligasi indonesia akan mencapai 7 persen,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4/6/2020).
Baca Juga
Anil menyebut ada kekhawatiran mengenai banyaknya obligasi yang akan diterbitkan oleh pemerintah. Akan tetapi, ketakutan itu menurutnya tidak sepenuhnya tepat.
“Ketika Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan sepakat untuk melakukan private placement yang saya harapkan terjadi dalam waktu dekat ini maka pasar akan lebih bergairah karena ketakutan penawaran obligasi yang berlebihan itu akan hilang,” jelasnya.
Associate Direktur of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan pasar obligasi mengalami inflow sekitar Rp16,3 miliar pada akhir pekan lalu. Menurutnya, masuknya aliran modal asing ke pasar saham dan obligasi turut mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
Nico mengatakan pasar obligasi masih mengalami inflow. Dengan demikian, pasar obligasi juga beranjak mengalami kenaikan.
“Saat ini, imbal hasil obligasi sudah mulai menguji titik support di 7 persen, apabila imbal hasil surat utang negara [SUN] Indonesia tenor 10 tahun mengalami penurunan di bawah 7 persen, maka yield akan menuju 6,85 persen,” ujarnya.
Kepala Ekonom BCA David Sumual menilai menguatnya harga obligasi Indonesia menjadi cerminan aliran modal asing masuk ke Indonesia. Meski belum deras, capital inflow perlahan kembali ke dalam negeri.
David mengatakan aliran modal masuk itu sejalan dengan beberapa faktor. Salah satunya likuiditas yang baik di dalam negeri.
“Banyak kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh Bank Indonesia sehingga ini membuat pelaku pasar optimis terhadap obligasi Indonesia,” tuturnya.
Dia mengatakan investor asing juga mulai masuk kembali ke pasar saham. Hal itu tercermin dari nilai net buy atau beli bersih yang cukup tinggi.