Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Turun, Pasar Obligasi Indonesia Kian Atraktif

Posisi yield surat utang Indonesia tenor 10 tahun terus mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Capital inflow diperkirakan akan terus masuk ke pasar surat utang kendati dengan volume yang tidak massif.
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid dan kucuran insentif dari pemerintah dinilai menjadi faktor yang membuat investor asing kembali ke pasar obligasi. Pasar obligasi diperkirakan akan semakin semarak seiring aliran modal asing yang masuk ke instrumen surat utang.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto mengatakan, pasar obligasi Indonesia dinilai mulai mengalami pemulihan. Hal tersebut salah satunya terbukti dari angka penawaran pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (2/6/2020) lalu.

Berdasarkan laman resmi Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah incoming bids atau penawaran masuk dalam lelang SUN adalah senilai Rp105,27 triliun. Jumlah itu naik tajam dari lelang terakhir senilai Rp73,74 triliun.

Seri FR082 dengan tenor 10 tahun menjadi incaran utama investor. Penawaran yang masuk untuk seri tersebut mencapai Rp44,84 triliun dengan yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 7,20 persen.

“Dari hasil itu, para investor asing terlihat mulai perlahan-lahan kembali masuk ke (pasar obligasi) Indonesia,” katanya saat dihubungi Bisnis,  Kamis (4/6/2020).

Ia mengatakan, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah selama pandemi virus corona menjadi salah satu indikator keyakinan investor terhadap pasar obligasi. Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan sejumlah stimulus untuk menjaga fundamental ekonomi Indonesia.

Hal tersebut, lanjutnya, membuat tingkat konsumsi masyarakat cukup terjaga dan tercermin pada tingkat inflasi yang stabil.

Selain itu, kebijakan pemerintah yang  memperbolehkan Bank Indonesia (BI) masuk ke pasar primer juga semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap surat berharga negara (SBN) Indonesia. Menurutnya, hal tersebut menyatakan pemerintah dan Bank Indonesia hadir dan mengakomodasi para investor.

Lebih lanjut, Ramdhan menuturkan, meskipun sempat terguncang, pasar surat utang di Indonesia sebenarnya cukup terjaga. Berkat masuknya BI dan investor domestik, tingkat imbal hasil (yield) surat utang Indonesia masih cukup kompetitif meski sempat melemah.

Data dari laman resmi www.worldgovernmentbonds.com mencatat, yield obligasi Indonesia tenor 10 tahun berada di level 7,095 persen. Posisi yield surat utang Indonesia tenor 10 tahun terus mengalami penurunan dalam sebulan terakhir. Tercatat, imbal hasil obligasi Indonesia tenor 10 tahun masih berada di level 8,016 persen satu bulan lalu.

Ramdhan cukup optimistis aliran modal asing (capital inflow) dari pasar surat berharga akan terus masuk. Ia juga memperkirakan tingkat kepemilikan asing terhadap SUN Indonesia dapat kembali ke tingkat normal pada kisaran 39 persen hingga 40 persen dalam jangka panjang.

“Di pasar global, surat utang kita masih kompetitif. Rekor pemerintah yang menerbitkan juga sangat baik karena belum pernah terjadi gagal bayar. Aliran modal asing akan terus masuk meskipun tidak secara jor-joran dalam waktu yang singkat,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper