Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Bumi Resources Tbk. akan menggenjot produksi batu bara berkalori tinggi pada tahun ini sebagai salah satu upaya untuk menjaga kinerjanya di tengah banyak tantangan bisnis.
Direktur dan Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk. Dileep Srivastava mengatakan bahwa efek pandemi Covid-19 terus mempengaruhi harga batu bara global dan permintaan di beberapa pasar perseroan.
“Strategi kami adalah dengan meningkatkan produksi batu bara dengan kalori tinggi dan terus memasok ke pasar tradisional kami, sembari menanti India untuk membuka lockdown-nya,” ujar Dileep kepada Bisnis, Selasa (2/6/2020).
Komitmen untuk menggenjot produksi batu bara kalori tinggi tersebut pun telah tercermin dari stripping ratio perseroan yang naik 4 persen ke 8,1 pada kuartal I/2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 7,8.
Adapun, pada tiga bulan pertama tahun ini emiten berkode saham BUMI itu telah memproduksi batu bara sebanyak 20,8 juta ton, naik 5 persen dari kuartal I/2019 sebesar 19,7 juta ton.
Sementara itu, volume penjualan BUMI pada kuartal I/2020 sebesar 21,5 juta ton. Perolehan tersebut naik 3 persen daripada kuartal I/2019 sebesar 20,8 juta ton.
Baca Juga
Kendati demikian, dengan naiknya produksi batu bara berkalori tinggi di anak usaha BUMI, Arutmin Indonesia, telah meningkatkan biaya produksi perseroan sehingga menurunkan margin operasi BUMI menjadi sebesar 6,7 persen dibandingkan dengan tiga bulan pertama tahun 2019 sebesar 12,7 persen.
Hal tersebutlah yang juga membuat BUMI mencetak rugi bersih pada kuartal I/2020 meski penjualan batu bara naik. BUMI mencatatkan kerugian bersih sebesar US$35,09 juta pada kuartal I/2020, berbanding terbalik dengan tahun lalu yang berhasil mencatatkan laba bersih sebesar US$48,44 juta.
Sementara itu, pendapatan BUMI pada kuartal I/2020 tercatat sebesar US$1,07 miliar. Pencapaian ini turun 4,46 persen dibandingkan pendapatan pada kuartal I/2019 sebesar US$1,12 miliar
Dileep menjelaskan untuk menjaga kinerja perseroan juga akan menggunakan momentum dari lemahnya harga minyak, mengingat sebesar 25 persen dari biaya produksi BUMI terkait minyak.
Perseroan juga akan mendorong anak usaha, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BMRS), untuk mendiversifikasi pendapatan dari batu bara setelah keberhasilan dari percobaan produksi emas di Palu dan dimulainya produksi secara komersial untuk komoditas seng di Dairi pada tahun depan.