Bisnis.com, JAKARTA - PT Bumi Resources Tbk. mencatatkan kerugian bersih sebesar US$35,09 juta pada kuartal I/2020.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima pada Sabtu (30/5/2020), pencapaian emiten berkode saham BUMI amat berbeda bila dibandingkan dengan catatan kuartal I/2019. Kala itu, BUMI mencatatkan laba bersih sebesar US$48,44 juta.
Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk Dileep Srivastava menjelaskan, kerugian yang dialami BUMI disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penurunan tajam harga batu bara yang dimulai sejak akhir 2018 akibat perang dagang. Hal ini juga ditambah dengan komoditas batubara mencatatkan harga terendah pada kuartal I/2020 karena pandemi virus corona.
“Hal ini mempengaruhi permintaan batubara di seluruh dunia,” katanya.
Hal lain yang menjadi penyebab kerugian adalah kegiatan usaha yang dilakukan salah satu anak usaha BUMI, Arutmin Indonesia. Mereka memproduksi lebih banyak batubara berkalori tinggi sehingga menaikkan strip ratio. Selain itu, kontribusi keuntungan yang diterima dari anak usaha BUMI juga mengalami penurunan.
Penurunan juga terjadi pada laba usaha emiten. Pada kuartal I/2020, BUMI mencatatkan keuntungan US$72,3 juta atau turun 49 persen dari perolehan periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$141,76 juta.
Baca Juga
Sementara itu, pendapatan BUMI pada kuartal I/2020 tercatat sebesar US$1,07 miliar. Pencapaian ini turun 4,46 persen dibandingkan pendapatan pada kuartal I/2019 sebesar US$1,12 miliar
Di sisi lain, volume penjualan mengalami kenaikan 3 persen dari 20,8 juta ton pada kuartal I/2019 menjadi 21,5 juta ton pada tahun ini. Kenaikan terbesar disumbang dari anak usaha BUMI, Arutmin Indonesia yang tumbuh 9 persen menjadi 6,3 juta ton dari sebelumnya 5,7 juta ton.