Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlari kencang di perdagangan pertamanya pekan ini, seiring dengan sentimen positif dari mulai berlangsungnya kembali aktivitas bisnis.
Setelah terjeda libur satu hari di awal pekan, IHSG terpantau langsung melonjak begitu pasar dibuka. Indeks terus menunjukkan tren penguatan sepanjang sesi I perdagangan hingga akhirnya parkir di level 4.871,22, naik 117,61 poin atau 2,47 persen.
Sektor finansial memimpin penguatan pasar sesi I hari ini dengan menguat 4,7 persen, dibuntuti oleh sektor industri dasar yang menguat 2,62 persen dan sektor pertambangan yang naik 2,59 persen.
Di sektor finansial, penguatan tertinggi dialami oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. alias BBTN yang melesat 17,11 persen dibandingkan dengan perdagangan akhir pekan kemarin.
Sementara empat emiten perbankan jumbo lainnya juga menghijau yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) naik 8,47 persen, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 5,68 persen, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) naik 5,15 persen, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) naik 3,66 persen.
Saham-saham perbankan juga jadi salah satu yang paling diburu investor asing. Saham BBRI tercatat menjadi yang paling banyak dibeli dengan net foreign buy sebesar Rp406,4 miliar, diikuti oleh BBCA sebesar Rp187,4 miliar.
Baca Juga
Adapun sepanjang sesi I hari ini, investor asing mencatatkan aksi beli bersih atau net buy mencapai Rp451,81 miliar. Sementara total transaksi di seluruh pasar dalam rentang waktu yang sama mencapai Rp6,23 triliun.
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan penguatan IHSG di awal pekan ini menyambut pembukaan kembali atau reopening ekonomi secara bertahap, baik di dalam negeri maupun di negara-negara secara global.
Menurutnya, skenario kondisi normal yang baru membuat psikologis pelaku pasar menjadi lebih optimistis. Ini juga sekaligus memberikan sinyal bahwa pasar mulai memasuki periode rebound selama sentimen positif terus berlanjut.
“Adapun secara teknikal, IHSG sudah break pada batas atas dari Bollinger, sehingga trennya sudah sangat bullish. Bulan Juni ini IHSG diproyeksikan memiliki resistance di level 5.000,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (2/6/2020)
Nafan mengatakan indeks akan banyak dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi di AS, terutama mengenai protes keras yang terjadi akibat isu rasial yakni terbunuhnya seorang warga kulit hitam bernama George Floyd.
Namun, di saat yang sama sentimen negatif dari semakin intensnya tensi antara AS dengan Tiongkok tidak meningkat. Hal ini dinilai melegakan karena isu tersebut berpengaruh terhadap isu-isu lain seperti demokratisasi Hong Kong, perselisihan Laut China Selatan, serta dinamika politik di kawasan Timur Tengah.