Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sawit Sumbermas (SSMS) Tegaskan Kemampuan Bayar Bunga Obligasi

Sekretaris Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Swasti Kartikaningtyas menyatakan perseroan tidak memiliki potensi default pembayaran kewajiban.
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di perkebunan milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di perkebunan milik PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten perkebunan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) menegaskan bakal melunasi kewajiban pembayaran utang dan bunga kepada kreditur sesuai tempo.

Sekretaris Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Swasti Kartikaningtyas menyatakan perseroan tidak memiliki potensi default pembayaran kewajiban. Pasalnya, Moody’s Investor Service menyebutkan perseroan berpotensi default jika induk usaha, PT Citra Borneo Indah (CBI), tidak menerbitkan laporan keuangan tepat waktu seperti perjanjian obligasi.

“Tidak ada default pembayaran, karena permasalahannya hanya keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan oleh kami yang disebabkan oleh wabah Covid-19,” katanya kepada Bisnis, pada Jumat (29/5/2020).

Swasti mengatakan pandemi Covid-19 telah membuat ruang gerak menjadi terbatas. Misalnya tidak ada penerbangan komersil ke wilayah kantor pusat di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, sehingga menghambat proses audit yang sedang dilakukan.

Menurutnya otoritas bursa telah memberikan relaksasi penyampaian laporan keuangan hingga 2 bulan dari tanggal jatuh tempo kepada emiten. Akan tetapi, lanjutnya, dalam perjanjian obligasi tersebut tidak ada kelonggaran waktu untuk CBI seperti diberlakukan oleh otoritas bursa.

Manajemen CBI mengupayakan percepatan dalam proses pelaporan tersebut, sehingga Laporan Keuangan 2019 bisa diterbitkan pada minggu depan. Selain itu, manajemen CBI akan sekaligus melakukan konferensi via telepon tentang laporan keuangan tersebut.

“Kami mengupayakan laporan keuangan CBI FY2019 pekan depan. Kami juga masih menjamin kelangsungan pembayaran kupon obligasi tersebut yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 2020,” tegasnya.

Sebelumnya Moody’s Investor Service menyatakan Citra Borneo Indah sebagai induk usaha wajib menyampaikan laporan tahunan dalam jangka waktu 120 hari setelah 2019 berakhir. Namun, hingga 28 Mei 2020 perusahaan tersebut belum melakukan kewajibannya.

Keterlambatan yang berkepanjangan akan menjadi kredit negatif bagi Sawit Sumbermas Sarana karena bisa menjadi wanprestasi terhadap komitmen dalam surat utang US$300 juta yang diterbitkan perseroan. Hal ini bisa meningkatkan risiko likuiditas dan refinancing perusahaan tersebut.

Berdasarkan catatan Bisnis, SSMS melalui entitas anak perseroan, yakni SSMS Plantation Holding Pte. Ltd., menerbitkan obligasi senilai US$300 juta. Surat utang itu telah dicatatkan dan diperdagangkan di SGX-ST pada 24 Januari 2018.

Jatuh tempo pembayaran surat utang ialah pada 2023. Adapun, pembayaran bunga dilakukan setiap 6 bulan mulai 23 Juli 2018 dan berakhir pada 23 Januari 2023. Persentase bunga ditetapkan 7,75% per tahun.

Dana bersih hasil penerbitan surat utang setelah dikurangi biaya dan komisi underwriting dan pengeluaran lainnya, akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kembali utang bank jangka panjang.

Perseroan juga akan berinvestasi dalam konservasi hutan di Indonesia, serta menggunakan dana hasil obligasi untuk keperluan perusahaan secara umum.

Dalam laporan kinerja keuangan 2019, perseroan mencatatakan penjualan sebesar Rp3,27 triliun atau turun 11,67 persen dari posisi tahun sebelumnya Rp3,71 triliun. Segmen minyak kelapa sawit menyumbang mayoritas penjualan sebesar Rp2,94 triliun turun dari posisi sebelumnya Rp3,21 triliun.

Laba bersih yang diterima perseroan terkoreksi 86,45 persen atau menjadi Rp11,68 miliar dari posisi tahun sebelumnya Rp86,20 miliar. Adapun laba per saham yang dapat diatribusikan juga menyusut dari posisi Rp9,05 menjadi Rp1,23.

Adapun, kas dan setara kas pada akhir tahun mencapai Rp2,2 triliun, turun dari sebelumnya Rp2,3 triliun. Namun, kas tersebut mengindikasikan bahwa perseroan mampu menunaikan kewajiban obligasi seperti pembayaran bunga.

Total liabilitas SSMS mencapai Rp7,7 triliun. Liabilitas jangka pendek meliputi Rp1,30 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp6,46 triliun. Sementara itu, total aset mencapai Rp11,84 triliun dengan aset lancar Rp3,28 triliun dan aset tidak lancar Rp8,55 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper