Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Biaya Bunga India Murah, Korporasi Antre Rilis Obligasi

Pemangkasan suku bunga oleh bank sentral India berimbas pada antrean korporasi yang ingin merilis obligasi
Ilustrasi rupe (Reuters)
Ilustrasi rupe (Reuters)

Bisnis.com, JAKARTA— Murahnya biaya bunga di India mendorong kalangan korporasi untuk antre merilis obligasi.

Dikutip dari Bloomberg, Rabu (27/5/2020), setidaknya terdapat 110 miliar rupe atau setara dengan US$1,5 miliar yang masuk dalam pipeline. Adapun, nilai tersebut menambah jumlah obligasi yang telah dirilis di India menjadi 1,4 triliun sejak 1 April.

Imbal hasil obligasi bertenor tiga tahun telah turun setelah bank sentral India memangkas suku bunga. Seperti diketahui, Gubernur Bank Sentral India Shaktikanta Das dalam pidatonya menyampaikan repurchase rate diturunkan sebesar 40 basis poin menjadi 4 persen.

Adapun, reverse repurchase rate berkurang menjadi 3,35 persen dari sebelumnya 3,75 persen. Komite kebijakan moneter memutuskan hal tersebut di luar pertemuan resmi terjadwal pada awal Juni 2020.

Kendati demikian, minat investor untuk instrumen dengan rating di bawah AAA akan tetap lemah. Hall itu disampaikan oleh Head of Debt Capital Market ICICI Securities Primamry Dealership Ltd. Shameek Ray.

Pasalnya, pasar obligasi di India dihantui oleh Franklin Templeton, pembeli obligasi berimbal hasil tinggi yang menutup enam produk reksa dananya. Hal tersebut lantas menimbulkan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi India yang terkontraksi pertama kalinya.

Managing Director Derivium Genev Ashish Ghiya menilai kelebihan likuiditas dan kebijakan pemangkasan suku bunga harus menjaga momentum penerbitan surat utang.

“Hiruk-pikuk untuk meminjam melalui obligasi rupe karena operasi likuiditas murah bank sentral India,” katanya.

Di sisi lain, untuk melawan isu terkait dengan kontraksi ekonomi akibat virus corona, pemerintah telah mengumumkan paket ekonomi sebesar 21 triliun rupe. Paket tersebut telah mencakup garansi pinjaman bagi perusahaan kecil hingga pencegahan kepailitan hingga setahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper