Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Walau Pandemi Mengadang, Rencana Aksi Korporasi BUMN Belum Surut

BUMN tetap membidik peluang divestasi untuk meraup dana segar di tengah kondisi perekonomian yang melambat akibat pandemi virus corona (Covid-19).
GEDUNG KEMENTERIAN BUMN Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG KEMENTERIAN BUMN Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) menyatakan masih berharap rencana divestasi dan akuisisi bisa berjalan mulus kendati dibayangi pandemi virus corona (Covid-19).

Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan melakukan divestasi aset adalah PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Perseroan menyasar sedikitnya Rp1,3 triliun dari divestasi kepemilikan di empat anak usaha.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT PP Agus Purbianto menyatakan bahwa divestasi sejauh ini tetap ditargetkan akan rampung pada 2020. Proses itu diperlukan untuk mengimbangi beban keuangan perseroan.

“Banyak proyek-proyek kami yang prosesnya dulu investasi dan saat ini sudah top up semua. Strategi kami saat ini harus cepat untuk investasinya, pokoknya kami targetkan sekitar Rp1,3 triliun dari divestasi,” jelasnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Perseroan berencana melepas kepemilikan 14 persen kepemilikannya di proyek tol Cisumdawu. Rencananya, penjualan itu dapat terealisasi dengan nilai Rp50,25 miliar pada kuartal III/2020.

Selain itu, perseroan berencana mendivestasi 15 persen kepemilikan di proyek jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Perseroan membidik sedikitnya Rp264,50 miliar dari divestasi ini.

Emiten berkode saham PTPP ini juga ingin melepas kepemilikan di proyek tol Pandaan-Malang paling lambat pada kuartal IV tahun ini. Kepemilikan saham perseroan sebesar 35 persen dengan rencana penjualan senilai Rp555,61 miliar.

Di luar bisnis tol, perseroan turut membidik dana segar dari divestasi proyek Pelabuhan Multipurpose Kuala Tanjung. Perseroan membidik dana senilai Rp385,18 miliar dengan target waktu kuartal III/2020 untuk divestasi ini.

Agus menyampaikan bahwa divestasi kepemilikan di pelabuhan tersebut diharapkan menjadi yang paling cepat terealisasi. Proses valuasi sesuai feasibility study kini tinggal menunggu keputusan Pelindo I sebagai calon pembeli.

PTPP menargetkan divestasi kepemilikan di proyek tol Pandaan Malang rampung kuartal IV/2020. Dengan demikian, total dana yang diincar dari divestasi senilai Rp1,25 triliun.

Emiten BUMN karya lainnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. juga akan melego kepemilikan saham di sejumlah ruas jalan tol. Dana segar diharapkan dapat memenuhi kebutuhan likuiditas yang tengah terhimpit Covid-19.

Direktur Keuangan Waskita Karya Haris Gunawan menyampaikan perseroan berupaya mendivestasikan kepemilikan di 4—6 ruas jalan tol di. Menurutnya, perseroan sudah memiliki sejumlah nama investor potensial.

“Divestasi di WTTR [Waskita Transjawa Toll Road] masih dalam proses, ada empat kandidat [pembeli] yang kami nyatakan lolos, tiga dari luar, satu dari lokal. Cuma karena dari Covid-19 ini jadi ada tambahan waktu, sehingga target kita di September, itu sudah ada binding offer,” jelasnya kepada Bisnis.

Dia mengatakan bahwa para investor tersebut tengah melakukan due diligence terhadap dua ruas jalan tol yang dimiliki WTTR, yakni tol Pejagan-Pemalang dan tol Pasuruan-Probolinggo.

Haris enggan masih enggan menyampaikan berapa target dana segar yang ingin didapatkan dari divestasi tersebut. Dia hanya memastikan bahwa perseroan menghendaki penjualan terjadi pada valuasi 1,5x nilai buku.

Sementara itu, dalam riset PT Maybank Kim Eng Securities (MKE), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. dikabarkan juga tengah berencana melakukan divestasi terhadap dua ruas jalan tol mereka, yakni tol Jakarta-Cikampek Elevated dan tol Gempol-Pasuruan.

Perseroan telah menggelontorkan investasi sebesar Rp16 triliun untuk tol Jakarta Cikampek Elevated dan Rp4 triliun untuk tol Gempol-Pasuruan. Namun, ketika dikonfirmasi, perseroan menyatakan belum menentukan sikap terkait rencana divestasi.

“Nanti saja, divestasi belum kami tentukan,” ujar Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto kepada Bisnis, Rabu (27/5/2020).

Dalam riset tersebut, Analis MKE Securities Arnanto Januari juga menyatakan bahwa proses divestasi jalan tol diperkirakan akan sulit terealisasi pada tahun ini karena adanya pandemi Covid-19. Daya tawar penjual diperkirakan  tidak cukup kuat.

“Divestasi agaknya sulit terealisasi pada tahun ini karena adanya Covid-19. Selain itu, dalam kondisi ini penjual memiliki posisi bargain yang sangat lemah sehingga valuasi [aset] tidak akan menarik,” ujarnya, dikutip dari riset, Rabu (27/5/2020).

Di luar proses divestasi, ada pula perusahaan BUMN yang tengah berupaya melakukan ekspansi lewat akuisisi. Perusahaan tersebut adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Holding BUMN Pertambangan.

Perusahaan berniat melakukan akuisisi terhadap 20 persen—25 persen saham PT Vale Indonesia Tbk. Akuisisi ini ditargetkan akan rampung selambat-lambatnya pada akhir bulan ini.

Perseroan telah melakukan penerbitan obligasi global senilai US$2,5 miliar pada pertengahan Mei. Dana segar dari surat utang ini digunakan untuk refinancing utang sekitar US$1 miliar dan sisanya untuk akuisisi.

Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak rencana akuisisi masih dalam proses. Pembahasan harga dan penawaran juga sudah dilakukan kepada emiten berkode saham INCO tersebut. Realisasi akuisisi masih menunggu kesepakatan di antara kedua pihak.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper