Bisnis.com, JAKARTA - PT Medco Energi Internasional Tbk. perseroan berencana melakukan rasionalisasi portfolio dengan melepaskan asetnya di Libya (Blok 47).
Emiten tambang migas itu telah menyampaikan surat permintaan persetujuan atas pembukaan informasi teknis kepada beberapa pembeli potensial blok 47 kepada Pemerintah Libya.
Anthony R. Mathias, Direktur Perencanaan & Keuangan/Direktur Independen Medco Energi Internasional mengatakan penyelesaian divestasi itu akan menghapus Libya dari wilayah kerja perseroan dan MEDC tidak memiliki niat untuk melanjutkan atau mencari peluang lain di Libya.
Tony mengaku hingga saat ini belum menerima proposal dari calon pembeli Blok 47 dan menjelaskan bahwa akan sulit mencari pembeli potensial di tengah pandemi Covid-19.
Adapun, rasionalisasi portofolio MEDC yang dilakukan dengan menjualan aset non-inti itu untuk memfokuskan bisnis perseroan pada minyak & gas, listrik, dan penambangan tembaga.
"Peningkatan portofolio lebih lanjut akan dilakukan melalui proses divestasi aset yang cukup selektif," paparnya akhir pekan lalu.
Baca Juga
Sementara itu, Medco Energi Internasional menargetkan menggalang dana sekitar US$150 juta dari aksi pelepasan saham melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Anthony mengatakan bahwa perseroan berencana untuk melakukan penambahan modal dengan memberikan HMETD melalui penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham perseroan saat ini dengan target pelaksanaan pada kuartal III/2020.
“Target dana yang ingin dihimpun sekitar US$150 juta dalam rights issue kali ini, kami ekspektasikan mungkin tidak lebih dari itu,” ujarnya.
Dalam keterbukaan informasi perseroan di laman Bursa Efek Indonesia, emiten berkode saham MEDC itu berencana akan melepas sebanyak-banyaknya 7,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp25 per saham (PUT III).
Untuk aksi korporasi ini, MEDC akan meminta persetujuan pemegang saham dengan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 25 Juni 2020. Nantinya, setiap pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya untuk memesan saham baru dalam HMETD akan terdilusi maksimum 29,5 persen.
Per 6 Mei 2020, komposisi pemegang saham MEDC terdiri atas PT Medco Daya Abadi Lestari sebesar 50 persen, Diamond Bridge Pte. Ltd. 21,38 persen, PT Medco Duta 0,19 persen, PT Multifabrindo Gemilang 0,04 persen, dan publik 27,87 persen. Adapun, perseroan memiliki saham tresuri sebesar 0,52 persen.
Tony menjelaskan hasil dari dana yang dihimpun kali ini setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan sebagai modal kerja baik bagi perseroan maupun anak usaha perseroan.
Adapun, di tengah tingginya volatilitas harga minyak mentah dunia, emiten tambang migas itu mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar US$240 juta.
Untuk diketahui, jumlah tersebut telah dipangkas sebesar US$100 juta dari target panduan yang ditetapkan perseroan pada awal tahun ini dikisaran US$340 juta. Dari total capex yang baru itu sebesar US$180 juta dialokasikan untuk segmen migas, sedangkan US$60 juta untuk segmen listrik.
“Perseroan yakin bahwa dalam ketidakpastian lingkungan makro saat ini, rencana penambahan dalam modal perseroan melalui HMTED merupakan suatu langkah yang bijaksana untuk mendukung posisi keuangan perseroan,” tulis manajemen Medco Energi Internasional dalam keterbukaan informasi.