Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS-China Kisruh, Harga Emas Melorot

Harga emas berjangka Comex turun ke level terendah dalam dua pekan terakhir
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg
Emas lantakan./ Stefan Wermuth - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami tekanan di tengah ketegangan Amerika Serikat dan China yang siap meletup seiring penyusunan rencana undang-undang (RUU) keamanan nasional.

Berdasarkan data Bloomberg, harga emas Comex untuk kontrak Agustus 2020 mencapai US$1.743,10 per troy ounce atau turun 0,59 persen pada Senin (25/5/2020) pukul 18.29 Waktu New York atau Selasa (26/5/2020) pukul 05.29 WIB.

Sementara itu, harga emas di pasar spot turun 0,3 persen menjadi US$1.726,75 per troy ounce. Di sisi lain indeks dolar terpantau 99,86. Indeks ini mengukur kekuatan mata uang dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia lainnya.

Level harga emas hari ini terpantau melandai dari posisi tertinggi selama satu bulan terakhir. Harga emas Comex tercatat mencetak level tertinggi pada 15 Mei 2020 di posisi US$1.756 per troy ounce.

Monex Investindo Futures menilai pergerakan harga emas melandai setelah hubungan AS-China memanas. Harga emas di awal sesi kemarin mencetak posisi terendah di US$1.725,79 per troy ounce.

Dua negara adikuasi itu bersitegang setelah Presiden Donald Trump menuding China tidak becus menangani wabah virus corona, wabah yang akhirnya menyebar ke seluruh dunia dan melumpuhkan perekonomian global.

AS juga mengancam China yang berencana mengatur keamanan Hong Kong lewat RUU Keamanan Nasional. Secara umum, RUU yang diusulkan China itu sebagian akan melarang kegiatan separatis dan "kegiatan subversif" serta campur tangan asing dan "terorisme" di Hong Kong.

"Walaupun belum selesainya RUU Hong Kong oleh parlemen Tiongkok, memberikan harapan pasar bahwa ketegangan diantara kedua negara dapat mereda bila RUU tersebut gagal disepakati," tulis analis Monex seperti dilansir dari publikasi risetnya.

Harga emas berpeluang turun dengan menguji support atau batas bawah penurunan di rentang US$1710 s.d US$1.717 bila bergerak ke bawah level $1724. Sebaliknya level resisten pada kisaran US$1737 s.d US$1742.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rivki Maulana
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper