Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mengalami kenaikan untuk dalam lima sesi perdagangan berturut-turut. Investor mulai menimbang tanda-tanda penyesuaian pasar di tengah prospek ekonomi yang cukup suram.
Dilansir dari Bloomberg, kontrak minyak di Bursa New York untuk pengiriman Juli 2020 naik 4,8 persen pada penutupan sesi Rabu (20/5/2020). The United States Energy Information Administration menunjukkan persediaan minyak mentah turun menjadi 5,6 juta barel selama dua pekan berturut-turut di tempat penimbunan Oklahoma.
Walaupun demikian, yang cukup mengejutkan ternyata terjadi peningkatan 2,8 juta barel stok bensin. Hal ini mencerminkan pelemahan permintaan memang sedang terjadi.
Rob Thummel, Manajer Portofolio Tortoise mengatakan produksi di Amerika Serikat menyesuaikan dengan permintaan yang lebih rendah sehingga menjaga tingkat persediaan. Dia menyebut, kenaikan stok bensin menjadi indikator bahwa permintaan belum pulih sebagaimana yang diharapkan banyak orang.
Harga minyak WTI untuk pengiriman Juli naik US$1,53 menjadi US$33,49 barel di Bursa New York. Sementara itu, harga minyak Brent untuk settlement Juli 2020 naik US$1,1 menjadi US$35,75 per barel.
Harga minyak WTI telah naik bulan ini di tengah pemulihan permintaan dan pengurangan pasokan oleh produsen minyak.
Frontline Ltd memandang pemangkasan produksi minyak global pada paruh kedua 2020 akan tergantung pada permintaan. Saat permintaan naik, pasokan akan mengalir begitu cepat. "Jika Anda mendapat sedikit permintaan tambahan, tiba-tiba semua orang meningkatkannya," ujar Michael Hiley, Kepala Perdagangan Energi LPS Futures.