Bisnis.com,JAKARTA — PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut saat ini proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering masih normal dilakukan meski secara elektronik.
Dalam laporannya Senin (18/5/2020), Bloomberg mencatat sebanyak 26 perusahaan melakukan aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada Januari 2020—April 2020. Jumlah itu menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara sekaligus melewati Singapura dengan enam perusahaan dan Malaysia dengan delapan perusahaan.
Kendati jumlah emiten yang melantai perdana terbilang banyak, Bloomberg menyebut nilai penggalangan dana yang dihimpun lewat IPO relatif kecil. Rerata ukuran penawaran umum hanya US$10 juta atau turun 74 persen dibandingkan dengan US$36 juta periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan proses IPO sampai saat ini masih normal dilakukan. Kendati demikian, otoritas melakukannya secara elektronik.
“Baik dari one on one meeting hingga publik ekspose kami lakukan secara elektronik,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (18/5/2020).
Inarno mensyukuri jumlah IPO perusahaan Indonesia masih menjadi yang tertinggi. Kendati demikian, pihaknya tidak menampik terjadi penurunan nilai emisi dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Mengingat pandemi Covid-19 sampai sekarang belum berakhir,” tuturnya.
Berdasarkan data BEI, tercatat sebanyak 27 emiten telah melantai di bursa sepanjang periode berjalan 2020. PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. menjadi emiten ke-27 yang melakukan IPO.
Adapun, BEI mencatat setidaknya sudah 18 perusahaan yang siap go public dalam pipeline penawaran umum saham perdana per 8 Mei 2020.