Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setelah Amblas 17 Persen, Kuartal II Rupiah Berbalik Menguat Terhadap Dolar AS

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang kuartal II/2020 berjalan rupiah telah berhasil terapresiasi 4,86 persen dan parkir di level Rp14.905 pada perdagangan Selasa (12/5/2020). Hal itu pun berbanding terbalik dengan kinerja rupiah pada kuartal I/2020 yang justru terdepresiasi sekitar 17 persen.
Karyawan menghitung uang pecahan Rp.100.000 di salah satu Bank yang ada di Jakarta, Senin (4/6). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung uang pecahan Rp.100.000 di salah satu Bank yang ada di Jakarta, Senin (4/6). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah diproyeksi cenderung menguat dan lebih stabil pada kuartal II/2020 dibandingkan dengan kuartal I/2020. Hal itu dinilai akan membantu emiten yang terhantam risiko selisih kurs untuk memperbaiki kinerja di tengah pandemi virus corona (Covid-19)).

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang kuartal II/2020 berjalan rupiah telah berhasil terapresiasi 4,86 persen dan parkir di level Rp14.905 pada perdagangan Selasa (12/5/2020). Hal itu pun berbanding terbalik dengan kinerja rupiah pada kuartal I/2020 yang justru terdepresiasi sekitar 17 persen.

Bahkan, rupiah pun sempat menyentuh level terendahnya dalam 20 tahun terakhir di kisaran Rp16.430 per dolar AS pada awal Maret 2020. Adapun, kinerja rupiah pada kuartal I/2020 itu menjadi kinerja nilai tukar terburuk di antara mata uang Asia lainnya.

Kendati demikian, kinerja rupiah pada kuartal I/2020 masih lebih baik dibandingkan dengan kinerja mata uang pasar berkembang lainnya di Amerika Latin dan Afrika, seperti real Brasil yang terdepresiasi hingga 30 persen terhadap dolar AS.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan kinerja rupiah pada tiga bulan pertama, saat ini mata uang Garuda berhasil lepas dari jeratan level Rp16.000 per dolar AS.

Hal ini didukung oleh langkah mayoritas bank sentral, termasuk Bank Indonesia, dan pemerintah negara mengeluarkan stimulus dalam jumlah yang cukup besar.

Stimulus tersebut berhasil meredakan kekhawatiran pasar terhadap ketersediaan likuiditas dolar AS di tengah prospek pelemahan akibat pandemi Covid-19. Ketersediaan likuiditas menjadi pangkal kekhawatiran pelaku pasar dan menjadi sentimen sentimen bagi pergerakan rupiah dan mayoritas aset berisiko lainnya sepanjang kuartal I/2020.

Indeks volatilitas untuk satu bulan rupiah pun telah mereda yaitu berada di kisaran rata-rata 13,49. Pada penutupan Selasa (12/5/2020), volatilitas berada di level 15,905.

Untuk diketahui, pada akhir Maret volatilitas rupiah untuk satu bulan sempat menyentuh level tertingginya 33,235, sangat berbanding terbalik dengan awal tahun ini volatilitas rupiah sempat berada di level 4,56.

“Ini menunjukkan bahwa investor asing sudah mulai percaya diri dan beranjak masuk ke pasar Indonesia, walaupun jumlah yang masuk belum menutupi jumlah arus yang keluar pada kuartal I/2020. Setidaknya pasar sudah cenderung pulih,” ujar Josua saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (12/5/2020).

Kinerja Rupiah 1 Bulan

Setelah Amblas 17 Persen, Kuartal II Rupiah Berbalik Menguat Terhadap Dolar AS

Sumber: Bloomberg

Sementara itu, secara fundamental pun cadangan devisa dalam negeri juga telah menunjukkan perbaikan yang dapat menjadi bantalan kuat untuk menambahkan kepercayaan investor asing masuk ke Indonesia.

Angka dan kurva penyebaran Covid-19 secara global di sisi lain pun sudah mulai melandai. Hal ini tercermin dari beberapa negara yang sudah mulai membuka perekonomiannya kembali. Maka, optimisme pelaku pasar pun kembali pulih.

Dengan pelonggaran tersebut, kata Josua, menjadi hal yang harus diperhatikan pasar karena ancaman adanya gelombang kedua penyebaran Covid-19 sebelum akhirnya vaksin dan obat ditemukan.

“Namun, selama volatilitas berhasil mereda, penguatan ini akan terdorong lebih lanjut. Jadi Volatilitas adalah kunci. Rupiah diprediksi bergerak di kisaran Rp14.750-Rp15.250 per dolar AS sepanjang kuartal II/2020,” papar Josua.

Kinerja Rupiah Year To Date (YTD) 2020

Setelah Amblas 17 Persen, Kuartal II Rupiah Berbalik Menguat Terhadap Dolar AS

Sumber: Bloomberg

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa pelemahan rupiah pada Selasa (12/5/2020) disebabkan oleh respon pasar terhadap proyeksi jumlah pengangguran Indonesia tahun ini yang diprediksi meningkat ke level 12 persen dibandingkan dengan tahun lalu di kisaran 9,75 persen.

Namun, pemerintah Indonesia telah merespon proyeksi itu dengan rencana menggelontorkan stimulus baru akibat pandemi Covid-19 itu.

Selain itu, saat ini pasar juga cemas dengan perkembangan dialog antara AS dan China, serta risiko kembali terjadinya perang dagang antara dua negera ekonomi terbesar di dunia itu.

Setelah Amblas 17 Persen, Kuartal II Rupiah Berbalik Menguat Terhadap Dolar AS

Kekhawatiran pasar terhadap gelombang kedua penyebaran Covid-19 di beberapa negara juga telah menjadi katalis negatif rupiah. Padahal, dalam beberapa perdagangan sebelumnya rupiah berhasil menguat didukung beberapa negara yang siap untuk melonggarkan kebijakan lockdownnya.

“Dalam perdagangan Rabu (13/5/2020) rupiah kemungkinan bisa berbalik menguat walaupun tipis di kisaran level Rp14.810-Rp14.550 per dolar AS,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (11/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper