Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Pasar Awal Rabu (13/5): Bursa Asia Melemah, IHSG Turut Tertekan 1,43 Persen

IHSG tercatat mengalami koreksi 1,43 persen ke level 4.523,14 per pukul 09.07 WIB. Sebanyak 49 saham menguat, sementara 178 saham melemah, dan 88 saham lainnya tidak mengalami perubahan.
Pengunjung melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintasi layar monitor perdagangan Indeks Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terperosok ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, mengikuti tren yang terjadi pada bursa saham Asia lainnya.

IHSG tercatat mengalami koreksi 1,43 persen ke level 4.523,14 per pukul 09.07 WIB. Sebanyak 49 saham menguat, sementara 178 saham melemah, dan 88 saham lainnya tidak mengalami perubahan.

Pelemahan IHSG terjadi seiring pegerakan saham Asia indeks dan ekuitas berjangka Amerika Serikat (AS) yang juga menurun pada hari ini. Pelemahan dipicu oleh menguatnya sentimen risk-off ke pasar global.

Dikutip dari Bloomberg, Indeks Futures pada S&P 500 berjangka turun sekitar 0,8 persen. Sebelumnya S&P 500 ditutup melemah 2 persen setelah pasar merespons komentar dari Pejabat Kesehatan AS Anthony Fauci maupun para kepala Bank Senttral Regional di AS terkait pemulihan dampak Covid-19.

Sementara itu, pasar saham Asia di Jepang, Sydney, dan Seoul kompak tergelincir pada sesi awal perdagangan ini. Pelemahan di bursa saham Asia tidak sedalam yang terjadi di Wall Street.

Pasar ekuitas mengalami tekanan baru karena investor berdebat apakah reli dari posisi terendah Maret sudah terlalu jauh. Investor veteran Stan Druckenmiller bahkan mengatakan prospek pemulihan berbentuk V di AS adalah ‘fantasi’ dan perhitungan risiko untuk saham berada dalam fase terburuk sepanjang kariernya.

Alexander Kraemer, Kepala Strategi Lintas Aset Commerzbank AG menyatakan pasar kini tengah menunggu kepastian bahwa ekonomi akan mulai normal kembali.

Sementara itu, Bank Sentral AS, The Fed dapat mengurangi kemampuan bank-bank Wall Street untuk membayar dividen dengan menaikkan jumlah modal yang mereka butuhkan untuk mempertahankan karena krisis coronavirus, kata Gubernur Randal Quarles, Selasa.

Federal Reserve Bank dari St. Louis President James Bullard memperingatkan risiko depresi jika shutdown berlanjut, dalam pidato video di hari yang sama. Sementara itu, Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan ekonomi akan membutuhkan lebih banyak stimulus fiskal jika tingkat pengangguran terus meningkat.

Di sisi lain, harga minyak melemah dari level tertinggi sejak awal April, sementara itu harga emas tetap stabil.

Berikut ringkasan data pasar pagi ini.

Saham
Futures pada S&P 500 menurun 2,1 persen.
Indeks Topix Jepang turun 0,9 persen.
Kospi Korea Selatan turun 1,3 persen.
Indeks S&P/ASX 200 Australia tergelincir 0,3 persen.

Mata uang
Yen berada di 107,16 per dolar AS setelah naik 0,5 persen.
Yuan offshore tertahan di angka di 7,1088 per dolar AS.
Euro sedikit berubah ke level US$1,0845

Obligasi
Imbal hasil pada obligasi 10-tahun tetap 0,67 persen.
Imbal hasil 10-tahun Australia turun tiga basis poin menjadi 0,93 persen.

Komoditas
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 1,7 persen menjadi US$$25,34 per barel.
Emas berada di US$$1.703,59 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper