Bisnis.com,JAKARTA— Aksi jual asing terhadap emiten perbankan berkapitalisasi jumbo menekan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Selasa (12/5/2020).
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 1,09 persen ke level 4.588,734 pada akhir, Selasa (12/5/2020). Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi hanya Rp6,948 triliun.
Pada perdagangan Selasa (12/5/2020), hanya 111 saham menguat, 281 terkoreksi, dan 139 stagnan. Sektor saham keuangan menjadi penekan utama laju indeks dengan koreksi 2,33 persen.
Investor asing tercatat mencetak jual bersih atau net sell Rp1,04 triliun. Secara year to date (ytd), total nilai net sell asing mencapai Rp22,12 triliun.
Pada perdagangan Senin (11/5/2020), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi sasaran utama aksi jual asing dengan nilai net sell Rp446,6 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) berada di urutan kedua dengan posisi net sell Rp177,2 miliar.
Adapun, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) berada di urutan ketiga daftar net sell asing dengan catatan Rp139,4 miliar.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan aksi jual asing senilai Rp1 triliun menjadi penekan utama IHSG. Menurutnya, pasar saat ini tengah mencari keseimbangan baru sehingga volatilitas perdagangan akan terus terjadi dan kedepannya akan menjadi semakin sulit untuk diprediksi.
“Hal ini tentunya tergantung juga pada impact dari Covid-19 seiring relaksasi PSBB, dimana pertanyaan utamanya adalah akankah terjadi gelombang kedua. Jika tidak ada, maka kemungkinan indeks akan membaik secara bertahap,” paparnya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2020).
Frankie mengatakan saat ini investor masih menanti data laporan keuangan kuartal II/2020 yang diprediksi akan buruk karena Covid-19. Dengan demikian, investor asing masih berhati-hati dalam bergerak di emerging market.