Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,91 persen pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Senin (11/5/2020) menyusul pergerakan bursa saham Asia lainnya yang juga merangsek ke zona hijau.
Hingga penutupan perdagangan sesi I pada pukul 11.30 WIB, IHSG berada pada level 4.639,4, menguat 0,91 persen. IHSG bergerak pada rentang 4.597,63—4.659,86, dengan total transaksi senilai Rp2,91 triliun dan kapitalisasi pasar mencapai Rp5.380,09 triliun.
Sektor infrastruktur tercatat menguat 1,18 persen, agrikultur 1,34 persen, manufaktur 0,97 persen, perdagangan 0,37 persen, keuangan 0,81 persen, dan properti 2,62 persen. Sementara itu, sektor pertambangan melemah 0,13 persen.
Penguatan IHSG didorong oleh kenaikan saham-saham seperti PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Astra International Tbk. (ASII).
PGAS tercatat menguat 2,33 persen ke level Rp880 per saham. PGAS saham dengan nilai transaksi atau turnover tertinggi, yakni Rp221,8 miliar. Investor asing jual bersih Rp25,78 miliar, sementara investor domestik melakukan beli bersih senilai Rp25,8 miliar.
Adapun, BBRI tercatat menguat 0,39 peren ke level Rp2.600 per saham, sedangkan TLKM menguat 1,57 persen ke level Rp4.287 per saham. Di sisi lain ASII menguat 2,94 persen menjadi Rp3.850 per saham.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji mengatakan bahwa penguatan IHSG pada perdagangan hari ini merupakan dampak positif dari meningkatnya optimisme pelaku pasar global terkait pemulihan ekonomi dunia pasca Covid-19. Tak hanya Indonesia, bursa saham Asia lainnya juga menguat.
“Secara psikologis, terdapat optimisme para pelaku pasar global akan adanya potensi recovery perekonomian pascapembukaan lockdown dari negara-negara perekonomian maju. Bursa di Asia menguat, berarti ada efek domino positif bagi bursa Indonesia,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (11/5/20200).
Dari sisi sektornya, menurutnya penurunan yang terjadi hanya pada sektor pertambangan disebabkan oleh melemahnya harga komoditas dunia. Minyak WTI contohnya, terpantau masih terkoreksi 1,62 persen ke level US$24,34/barel per pukul 01.14 Waktu Timur (EDT).
Menurutnya, penguatan indeks masih bisa berlanjut hingga penutupan sesi II. Dia menjelaskan bahwa pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh beberapa data makro ekonomi global dan domestik.
Nafan menyebut, perhatian pelaku pasar masih akan tertuju pada makro ekonomi global yang mayoritas tidak memberikan high market impact. Di sisi lain, ada juga data-data makroekonomi domestik, yakni penjualan ritel per Maret dan data current account kuartal I/2020 yang masih dinantikan para pelaku pasar.