Bisnis.com, JAKARTA — Mirae Asset Sekuritas Indonesia memprediksi pergerakan pasar pada Mei ini diperkirakan tak jauh berbeda dengan bulan sebelumnya. Perlambatan ekonomi akibat Covid-19 masih menjadi penekan utama.
Head of Research Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengatakan kemungkinan besar pasar akan kembali terkoreksi sepanjang Mei. Bahkan, dia meneyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus melambat pada periode ini.
Menurutnya, implementasi dari pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia sejak April lalu dan terlewatinya momentum Ramadan dan Lebaran Idul Fitri akan menjadi penghambat laju perekonomian domestik.
“Para pelaku pasar kehilangan salah satu momentum ekonomi terbesar sepanjang tahun, yakni musim libur Ramadan dan Lebaran yang biasanya menjadi musim orang berbelanja,” tutur Hariyanto dalam pemaparan bulannya, Jumat (8/5/2020)
Di sisi lain, dia menyebut pelemahan dari aktivitas ekonomi telah mulai terlihat dari pendapatan sejumlah perusahaan pada kuartal I/2020. Tercatat, sebanyak 10 dari 45 anggota indeks LQ45 membukukan pendapatan di bawah ekspektasi konsensus.
Akibat hal tersebut, Hariyanto memperkirakan aksi jual bersih asing atau net sell juga akan berlanjut sepanjang Mei. Apalagi ditambah Purchasing Manager’s Index manufaktur Indonesia yang kemungkinan juga masih terkontraksi.
Baca Juga
“Jadi kami kira investor asing masih akan banyak keluar dari pasar modal Indonesia dan tentu hal ini akan menjadi tekanan yang lebih berat bagi IHSG [indeks harga saham gabungan],” tambahnya.
Untuk itu, Mirae Asset Sekuritas merevisi skenario dasar earning per share (EPS) IHSG menjadi 2 persen year on year, dari prediksi sebelumnya yang mencapai 5 persen. Sejalan dengan asumsi produk domestik bruto Indonesia yang juga direvisi.
“Karena perlambatan pertumbuhan ekonomi ini, target IHSG hingga akhir tahun nanti juga kami ubah menjadi 5.180 dari sebelumnya 6.500,” kata Hariyanto.
Dia menyebut untuk bulan Mei ini mereka lebih condong untuk mengambil sikap defensif dan memilih saham-saham yang bergerak sektor barang konsumsi dan rumah sakit dengan top picks INDF, ICBP, MYOR, UNVR, KLBF, SIDO, GGRM, dan MIKA.
“Per tanggal 5 Mei, saham-saham top picks kami tercatat menguat 6,1 persen sepanjang tahun berjalan, dibandingkan dengan IHSG yang terkoreksi -27,5 persen. Jadi secara keseluruhan top picks kami outperform IHSG 28,8 persen,” tutup Hariyanto.