Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

California Bakal Longgarkan Lockdown, Pasar Saham Naik

Sejumlah indeks saham di Asia mampu bergerak ke posisi lebih tinggi pada perdagangan pagi ini, Selasa (5/5/2020), bersama kontrak berjangka indeks saham Amerika Serikat.
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg
Tokyo Stock Exchange./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah indeks saham di Asia mampu bergerak ke posisi lebih tinggi pada perdagangan pagi ini, Selasa (5/5/2020), bersama kontrak berjangka indeks saham Amerika Serikat.

Berdasarkan data Bloomberg, kontrak berjangka indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,2 persen pukul 08.07 pagi waktu Hong Kong dan indeks S&P/ASX 200 Australia menguat 0,6 persen.

Sementara itu, kontrak berjangka indeks S&P 500 AS naik 0,3 persen setelah indeks saham acuannya ditutup menguat 0,4 persen pada perdagangan Senin (4/5/2020).

Indeks saham acuan S&P 500 berhasil berbalik menguat pada akhir sesi perdagangan Senin setelah California memperdengarkan kesan optimisme dalam perjuangannya melawan pandemi virus corona (Covid-19).

California akan segera mulai melonggarkan lockdown pada Jumat (8/5/2020) dengan mengijinkan toko menjual barang-barang seperti buku, pakaian, dan bunga secara terbatas.

Gubernur Gavin Newsom mengatakan negara bagian yang paling padat penduduknya di AS ini telah mengalami perlambatan dalam hal persebaran virus corona dan memungkinkan lebih banyak aktivitas komersial.

”Kami benar-benar ada pada suatu titik momentum penguatan dalam pandemi ini," kata Newsom pada Senin (4/5) waktu setempat, seperti dikutip Bloomberg. Negara bagian itu melaporkan 39 kematian baru pada Senin, angka terendah dalam tiga pekan terakhir.

Terlepas dari penguatan pada saham AS, saham global telah memulai pekan ini di posisi lebih rendah untuk sesi ketiga berturut-turut, rangkaian penurunan beruntun yang tak dialami dalam hampir dua bulan, karena memanasnya ketegangan AS-China.

Pasar ekuitas kemungkinan akan tetap menghadapi tekanan di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China serta ketidakpastian atas dampak dibukanya kembali aktivitas perekonomian oleh beberapa negara bagian AS.

Investor mencermati kekhawatiran gelombang kedua kasus infeksi virus corona dan rangkaian data ekonomi yang buruk berikut berbagai upaya oleh banyak negara untuk mulai mengendurkan pembatasan-pembatasan.

“Kami pikir titik ini lebih merupakan risiko untuk dipantau ketimbang sesuatu yang menghancurkan kabar fundamental ekonomi,” ujar Chetan Ahya, kepala ekonom di Morgan Stanley, sehubungan dengan perselisihan AS-China.

“Kami lebih fokus pada reaksi kebijakan apa yang diambil oleh setiap pemerintah dan bank sentral dan saya pikir itu pendorong yang lebih penting saat ini bagi perekonomian,” tanbahnya.

Pasar juga akan berfokus pada aset-aset Hong Kong setelah ekonomi wilayah ini terkontraksi 8,9 persen pada kuartal I/2020 dari tahun sebelumnya, kuartal terburuk sepanjang sejarah. Adapun aktivitas perdagangan di Jepang, China, dan Korea Selatan tutup karena libur.

Di pasar komoditas, harga minyak mentah West Texas Intermediate menguat 5,3 persen menjadi US$21,47 per barel dan harga emas Comex bergerak di level US$1.703,31 per troy ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper