Bisnis.com,JAKARTA — PT Bali Towerindo Sentra Tbk. akan menghimpun dana sebanyak-banyaknya Rp800 miliar dari emisi obligasi untuk pelunasan utang jatuh tempo. Dana hasil penerbitan obligasi juga akan dipakai untuk kebutuhan investasi perseroan.
Dalam prospektus yang dipublikasikan Kamis (30/3/2020), Bali Towerindo Sentra akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berkelanjutan I Bali Tower Tahap I Tahun 2020 sebanyak-banyaknya senilai Rp800 miliar.
Surat utang itu diterbitkan tanpa warkat kecuali sertifikat jumbo obligasi yang akan diterbitkan perseroan atas nama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai bukti utang kepada pemegang obligasi.
Emiten berkode saham BALI itu akan menawarkan dua seri dengan tenor 3 tahun dan 5 tahun terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 1 Oktober 2020.
Adapun, PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) selaku penanggung obligasi memberikan garansi terhadap 50 persen dari jumlah pokok Obligasi Berkelanjutan I Bali Tower Tahap I Tahun 2020 Seri A dan Seri B yang terutang.
Masa penawaran umum dijadwalkan akan berlangsung pada 25 Juni 2020—26 Juni 2020. Perkiraan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada 2 Juli 2020.
Baca Juga
Obligasi perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari PT Fitch Ratings Indonesia Idn atau single A. PT Mandiri Sekuritas, PT Sinarmas Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
BALI akan menggunakan mayoritas atau sebanyak-banyaknya 80 persen dana yang dihimpun dari Obligasi Berkelanjutan I Bali Tower Tahap I Tahun 2020 untuk pelunasan jatuh tempo utang, pelunasan dipercepat dan/atau pelunasan sebagian utang bank perseroan.
Selanjutnya, 15 persen akan digunakan oleh perseroan untuk kebutuhan investasi. Rencana investasi yang pertama yakni pembangunan Microcell Pole (MCP) berikut jaringan serat optik yang menghubunginya.
BALI juga memiliki rencana investasi pembangunan dan perluasan jaringan FTTX baik di segmen korporasi maupun ritel atau residential. Sisanya, dana dari hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja seperti biaya operasional dan perawatan jaringan serta instalasi perangkat ke pelanggan.