Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kompak menguat bersama nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat pasar menantikan pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS.
Menurut Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper, optimisme investor juga tumbuh seiring dengan publikasi laporan keuangan emiten pada kuartal I/2020.
Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (29/4/2020):
Bursa Asia Masuk Pasar Bullish, IHSG Tambah Berotot
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,83 persen atau 37,77 poin ke level 4.567,32, penguatan hari ketiga berturut-turut.
Saham PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) yang masing-masing naik 6 persen dan 6,3 persen menjadi pendorong utama penguatan IHSG.
Pasar saat ini tengah menantikan keputusan rapat kebijakan moneter bank sentral Federal Reserve AS dan Bank Sentral Eropa (ECB). Sementara itu, laporan kinerja keuangan perusahaan akan terus membanjiri sentimen pasar, termasuk oleh Amazon.com Inc. dan Microsoft Corp.
IHSG Kembali Menghijau, Optimisme Investor Telah Kembali?
Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper menyatakan bahwa kenaikan IHSG pada hari ini lebih didorong oleh mulai menguatnya harga minyak. Selain itu, menurutnya optimisme investor juga tumbuh seiring rilis laporan keuangan sejumlah emiten di kuartal I/2020 yang mengalami pertumbuhan.
“Saya rasa pergerakan hari ini didorong oleh mulai menguatnya harga minyak. Kemudian dari dalam negeri saya rasa beberapa emiten yang baru saja rilis laporan keuangan kuartal I/2020 mencatatkan kinerja positif, sehingga mendorong optimisme investor,” katanya kepada Bisnis.
Sementara itu, SVP Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menuturkan bahwa kenaikan IHSG pada hari terbilang cukup signifikan. Penopang utama penguatan indeks adalah emiten di sektor telekomunikasi dan basic consumer goods.
Di pasar mata uang domestik, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berhasil ditutup terapresiasi tajam 150 poin atau 0,97 persen ke level Rp15.295 per dolar AS, saat indeks dolar melemah jelang rilis keputusan rapat kebijakan The Fed.
Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama, terpantau melemah 0,29 persen atau 0,289 poin ke posisi 99,576.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan saat ini posisi rupiah di kisaran Rp15.400 per dolar AS terbilang undervalue. Oleh karena itu, pihaknya optimistis rupiah dapat menuju Rp15.000 pada akhir 2020.
Konsumsi Baru Pulih 2021, Moodys Pangkas Proyeksi Harga Minyak
Lembaga pemeringkat internasional Moodys Investors Service memangkas asumsi harga minyak mentah dunia untuk jangka pendek seiring dengan prospek penurunan ekonomi lebih dalam terhadap AS dan negara dengan ekonomi terbesar lainnya.
VP Senior Credit Officer Moodys Investor Service Elena Nadtotchi mengatakan bahwa prospek pelemahan ekonomi itu akan menekan permintaan minyak signifikan sepanjang 2020 sebelum akhirnya pulih pada 2021.
Dia pun menjelaskan bahwa rendahnya harga minyak akan bertahan cukup lama hingga akhirnya produksi minyak dunia turun sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap kapasitas penyimpanan minyak yang sudah hampir penuh.
Harga emas Comex untuk kontrak Juni 2020 terpantau turun tipis 1,80 poin atau 0,10 persen ke level US$1.720,40 per troy ounce pukul 18.24 WIB.
Di dalam negeri, harga emas batangan Antam berdasarkan daftar harga emas untuk Butik LM Pulogadung Jakarta berkurang Rp7.000 menjadi level Rp928.000 per gram.
Adapun harga pembelian kembali atau buyback emas turun Rp5.000 ke posisi Rp829.000 per gram dari harga sebelumnya.