Bisnis.com, JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk. membukukan kenaikan laba yang ditopang oleh pertumbuhan pendapatan serta pengurangan beban di tengah ketidakpastian atas pandemi Covid-19 sepanjang kuartal I/2020.
Emiten berkode saham UNVR itu tercatat membukukan laba sebesar Rp1,86 triliun, tumbuh 6,53 persen terhadap perolehan laba pada kuartal I/2019 sebanyak Rp1,74 triliun. Dengan demikian, laba per saham perseroan juga terkerek dari level Rp46 menjadi Rp49.
Perolehan laba bersih ini ditopang oleh peningkatan pendapatan sebesar 4,58 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp11,15 triliun. Peningkatan pendapatan ini terjadi baik pada penjualan domestik maupun penjualan ekspor.
Dari sisi domestik, total penjualan tercatat mencapai Rp10,63 triliun, naik 4,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan bersih di pasar luar negeri mendatangkan pendapatan sebesar Rp521,69 miliar, naik 9,04 persen.
Pertumbuhan pendapatan diiringi dengan penurunan beban pokok. Perseroan berhasil menekan beban pokok menjadi Rp5,3 triliun, atau turun 0,99 persen. Hal ini membuat perolehan laba kotor perseroan meningkat 10,21 persen menjadi Rp5,84 triliun.
Meski begitu, sejumlah pos beban operasional dan non operasional tercatat mengalami kenaikan. Contohnya, beban penjualan meningkat 16,97 persen menjadi Rp2,34 triliun. Sementara itu, beban umum dan administrasi meningkat 18,26 persen ke angka Rp1,15 triliun. Beban keuangan juga meningkat 47,44 persen menjadi Rp51,97 triliun,
Baca Juga
Hal ini membuat pertumbuhan laba bersih tercatat lebih rendah, yakni hanya 6,53 persen ke level Rp1,86 triliun. Sementara itu, earning before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) naik 2,82 persen menjadi Rp2,69 triliun.
Dari sisi aset, perseroan mengalami kenaikan sebesar 4,33 persen menjadi Rp21,43 triliun. Hal ini ditopang oleh kenaikan ekuitas sesar 36,68 persen yang diiringi dengan penurunan liabilitas 6,79 persen menjadi Rp14,32 triliun.
Perseroan juga tercatat masih mampu menjaga arus kas operasinya tetap positif. Meski begitu, arus kas hasil operasi turun 46,46 persen menjadi Rp955,93 miliar. Arus kas investasi juga turun 25,80 persen menjadi Rp214,08 miliar.
Hanya arus kas untuk aktivitas pendanaan yang meningkat 85,27 persen menjadi minus Rp902,43 triliun. Hal ini membuat posisi kas perseroan pada akhir periode kuartal I/2020 turun 63,80 persen menjadi Rp491,91 miliar.
Perseroan menyatakan bahwa kinerja keuangan sepanjang kuartal I/2020 ini sudah mulai mencerminkan dampak Covid-19 yang mulai mewabah pada Maret. Perseroan menyatakan akan terus memantau dampak dari perkembangan virus tersebut dan telah mengambil langkah antisipasi.
“Virus corona sejak Maret telah meningkatkan ketidakpastian atas lingkungan di mana perseron beroperasi dan telah mempengaruhi posisi keuangan dan hasil operasi. Perseroan terus memantau dampak perkembangan kejadian luar biasa tersebut,” tulis manajemen dikutip dari laporan keuangan, Rabu (29/4/2020).