Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Tipis di Tengah Penguatan Dolar AS dan Penerbitan SUN

Pada perdagangan Selasa (28/4/2020) pukul 9.20 WIB, rupiah terkoreksi 0,29 persen atau 45 poin ke level Rp15.430 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS menguat 0,06 persen ke posisi 100,103.
Pegawai bank menata uang dolar di kantor cabang bank Mandiri Syariah di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Pegawai bank menata uang dolar di kantor cabang bank Mandiri Syariah di Jakarta, Senin (20/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah bergerak melemah pada awal perdagangan Selasa (28/4/2020) seiring dengan penguatan dolar AS dan langkah pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN).

Pada perdagangan Selasa (28/4/2020) pukul 9.20 WIB, rupiah terkoreksi 0,29 persen atau 45 poin ke level Rp15.430 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS menguat 0,06 persen ke posisi 100,103.

Sebelumnya pada Senin (27/4/2020), rupiah mengakhiri pergerakannya di level 15.385 setelah menguat 15 poin dari level 15.400 pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan rupiah kemungkinan masih akan bergejolak dengan kemungkinan menguat dengan sejumlah sentimen eksternal dan internal. Adapun, rupiah diperkirakan akan bergerak pada rentang 15.300—15.480.

Dari eksternal, kata Ibrahim, pasar menyambut gembira rencana pengenduran sosial distancing di Amerika Serikat dan sejumlah negara di Eropa, termasuk Jerman dan Italia yang menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak.

Di satu sisi, kekhawatiran mengenai Brexit juga masih membayangi meski Inggris bersikeras tidak akan memperpanjang masa transisi.

Sementara di AS, President Trump tengah mempertimbangkan izin bagi sebagian negara bagian untuk memberhentikan lockdown karena meski belum berkurang tapi persentase penambahan kasus baru di AS cenderung lebih rendah.

Kemudian untuk faktor internal Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan Bank Pembangunan Islam (IsDB) siap memberikan dana darurat untuk mengatasi dampak wabah virus corona berkisar US$200-250 juta.

Dana tersebut akan difokuskan untuk menambah alokasi di bidang kesehatan,bantuan sosial maupun insentif dunia usaha demi mempertahankan daya beli masyarakat.

Selain itu, Bank Indonesia bernafas lega karena karena penguatan mata uang rupiah ditopang penuh oleh data eksternal yang cukup bagus sehingga tidak terlalu besar melakukan intervensi di pasar valas, obligasi maupun SUN di perdagangan DND

“Ini menjadi berkah tersendiri bagi mata uang garuda yang kembali perkasa di akhir –akhir perdagangan awal pekan dan ini membuktikan bahwa fundamental ekonomi dalam negeri cukup bagus,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Senin (27/4/2020).

Sementara itu, Kementerian Keuangan telah melakukan transaksi penerbitan surat utang negara dengan skema private placement senilai Rp62,62 triliun.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPRR) Kementerian Keuangan yang dikutip, Selasa (28/4/2020), transaksi penerbitan surat utang negara (SUN) dengan cara private placement telah dilakukan pada, Senin (27/4/2020).

SUN yang diterbitkan terdiri atas tiga seri obligasi negara. Pertama, FR0084 dengan total nominal Rp37,87 triliun berjenis fixed rate.

FR0084 memiliki kupon 7,25 persen dan imbal hasil atau yield 7,37 persen. Seri itu akan jatuh tempo pada 15 Februari 2026. Kedua, FR0085 dengan total nominal Rp21,17 triliun berjenis fixed rate.

Seri itu memiliki kupon 7,75 persen dan yield 7,86 persen yang akan jatuh tempo pada 15 April 2031. Ketiga, VR0033 dengan total nominal Rp3,56 triliun berjenis variable rate.

Kupon seri itu diatur dengan mengacu kepada Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate + 4 basis points (bps) dan untuk kupon tiga bulan pertama sebesar 4,54 persen. Adapun, VR003 memiliki jatuh tempo pada 25 April 2025.

Dengan demikian, total penerbitan tiga instrumen SUN itu senilai Rp62,62 triliun. Setelmen transaksi akan dilakukan pada 4 Mei 2020.

Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Analis Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan bahwa menurut perhitungannya pemerintah harus menerbitkan rata-rata Rp34 triliun per lelang.

Tujuannya, untuk membiayai defisit anggaran sebesar 5,07 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Perhitungan itu, lanjut dia, berdasarkan asumsi bahwa porsi global adalah 20 persen dari total emisi bruto dan porsi dari nonlelang atau private placement dan ritel sebesar 10 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper