Bisnis.com, JAKARTA – PT AKR Corporindo Tbk. meraup pendapatan sebanyak Rp6,34 triliun sepanjang kuartal I/2020 atau tumbuh 26,04 persen dibandingkan dengan posisi kuartal I/2019. Perseroan meyakini
Kenaikan pendapatan turut mendorong peningkatan laba bersih sebesar 13 persen dari Rp202 miliar pada kuartal I/2019 menjadi Rp228 miliar pada kuartal I/2020.
Presiden Direktur AKA Haryanto Adikoesoemo mengatakan perseroan telah mempertahankan momentum pertumbuhan pada kuartal pertama 2020. Dia menyebut segmen perdagangan dan distribusi berkontribusi terhadap pertumbuhan kinerja perseroan. Di samping itu, pendapatan juga bertambah dari penjualan tanah kawasan industri serta berlanjutnya pendapatan sewa.
Haryanto optimistis fundamental AKRA tetap solid dengan basis pendapatan yang beragam dan utang yang rendah. Dia menyebut, perusahaan beroperasi di bawah situasi pandemi Covid-19 dengan rencana kelanjutan bisnis yang kuat untuk menjalankan rantai pasokan logistik.
“AKRA sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pemerintah tentang Pembatasan Sosial, namun Perusahaan juga mendukung terjadinya perputaran ekonomi dengan tetap menyediakan produk-produk penting seperti BBM dan bahan kimia dasar,” ujarnya melalui siaran pers, Selasa (28/4/2020).
Berdasarkan segmen usaha, pendapatan dari segmen bisnis bahan bakar minyak tumbuh 37 persen menjadi Rp4,85 triliun. Sementara itu, penjualan bahan kimia turun 13 persen menjadi Rp1,04 triliun seiring dengan harga jual yang lebih rendah. Adapun, volume penjualan bahan kimia tetap tumbuh 8 persen.
Emiten berkode saham AKRA itu juga mendapatkan pemasukan dari bisnis logistic Rp214 miliar dan kawasan industri Rp140 miliar. Pendapatan logistik berasal dari usaha tangki penyimpanan dan jasa kepelabuhanan. Adapun pendapatan kawasan industri disumbang dari entitas Java Integrated Industrial and Port Estate or JIIPE.
Haryanto mengatakan model bisnis AKRA berdasarkan pada mekanisme pass-through baik itu untuk volatilitas harga produk maupun nilai tukar. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan risiko kehilangan persediaan.
Baca Juga
“Kami mengambil langkah-langkah yang diperlukan, terkait antisipasi atas lingkungan pertumbuhan PDB yang melambat dan perubahan dalam pasar minyak global. Manajemen sedang mengevaluasi perlambatan permintaan, harga yang fluktuatif, dan potensi gangguan rantai pasokan dengan seksama,” pungkasnya.