Bisnis.com,JAKARTA — PT United Tractors Tbk. membukukan laba bersih Rp1,8 triliun atau turun 40 persen secara year on year pada kuartal I/2020.
Dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (27/4/2020), United Tractors melaporkan pendapatan Rp18,3 triliun pada kuartal I/2020. Realisasi itu turun 19 persen dibandingkan dengan Rp22,62 triliun periode yang sama tahun lalu.
Pada Januari 2020—Maret 2020, unit usaha kontraktor penambangan yang dijalankan melalui PT Pamapersada Nusantara (PAMA) menjadi kontributor pendapatan perseroan sebesar 45 persen. Tercatat, PAMA membukukan pendapatan bersih senilai Rp8,2 triliun pada kuartal I/2020 atau turun 14 persen secara year on year (yoy).
PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara dari 30,6 juta ton menjadi 27,9 juta ton, sedangkan volume pekerjaan pemindahan tanah atau overburden removal turun dari 234,3 juta bcm menjadi 212,2 juta bcm.
Selanjutnya, kontributor terbesar kedua pendapatan atau sebesar 24 persen emiten berkode saham UNTR itu berasal dari unit usaha mesin konstruksi. Sampai dengan Maret 2020, volume penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 617 unit atau turun 48 persen dari periode yang sama tahun lalu sebanyak 1.181 unit.
Di posisi ketiga, unit usaha pertambangan batu bara perseroan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) menyumbangkan pendapatan Rp3,4 triliun atau turun 7 persen secara yoy. Manajemen menyebut hal itu dipicu penurunan rerata harga jual batu bara.
Baca Juga
TTA menjual 3,2 juta ton batu baru pada kuartal I/2020. Posisi itu naik 25 persen dari 2,5 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, bisnis emas perseroan lewat PT Agincourt Resources mencatatkan penjualan 95.000 ons sampai dengan akhir Maret 2020. Kontribusi lini usaha itu sebesar 11 persen atau Rp2,0 triliun terhadap total pendapatan UNTR.
Adapun, unit usaha industri konstruksi melalui PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) berkontribusi 3 persen terhadap total pendapatan konsolidiasian. ACST membukukan pendapatan bersih sebesar Rp475 miliar pada kuartal I/2020 atau turun 41 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dengan demikian, UNTR membukukan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp1,8 triliun. Pencapaian itu turun 40 persen dari Rp3,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
“Adanya kerugian nilai tukar mata uang asing, membuat laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk [laba bersih Perseroan] turun 40 persen,” tulis Manajemen UNTR dalam keterbukaan informasi, Senin (27/4/2020).