Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah masih akan bergerak fluktuatif cenderung menguat pada pekan depan seiring dengan tarik menarik sentimen positif dan negatif.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen positif dan negatif akan datang secara bergantian untuk mempengaruhi pergerakan rupiah pekan depan.
Dia menjelaskan dalam beberapa perdagangan terakhir kepanikan pelaku pasar menghadapi pandemi Covid-19 sudah tidak seliar sebelumnya seiring dengan meredanya peningkatan jumlah kasus positif dan banyaknya stimulus yang digelontorkan pemerintah dan bank sentral beberapa negara.
Saat ini, beberapa negara telah siap untuk membuka lockdown dan akan segera mengaktifkan kembali roda perekonomiannya setelah melambat untuk membatasi penyebaran covid-19.
Kemajuan beberapa penelitan obat dan vaksin Covid-19 serta mulai kembali stabilnya harga minyak juga menjadi sentimen positif yang mendorong gairah investor untuk mengumpulkan aset-aset berisiko lagi termasuk rupiah, walaupun secara garis besar pandemi Covid-19 belum usai dan masih mengancam perlambatan ekonomi dunia.
“Kendati demikian, secara teknikal, momentum penguatan bisa berlanjut di pekan ini dengan ruang penguatan terbuka ke kisaran support di Rp15.250 per dolar AS dan potensi pelemahan ke kisaran Rp15.650 per dolar AS,” ujar Ariston kepada Bisnis, Minggu (26/4/2020).
Adapun, pada penutupan perdagangan pekan lalu rupiah parkir di level Rp15.400 per dolar AS, menguat 0,1 persen atau terapresiasi 15 poin di saat semua mata uang Asia lainnya melemah terhadap greenback. Secara year to date, rupiah telah bergerak melemah 11,06 persen terhadap dolar AS.
Sementara itu, indek dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah tipis 0,05 persen menjadi 100,38.
Senada, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa rupiah masih akan bergejolak dan membuka perdagangan awal pekan dengan melemah walaupun pada akhirnya berpotensi kembali menguat.
“Kemungkinan rupiah bergerak di kisaran Rp15.360 - Rp15.510 per dolar AS,” tulis Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (26/4/2020).
Hal tersebut seiring dengan kemungkinan stimulus tambahan yang akan digelontorkan oleh Pemerintah AS karena Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan tambahan sebanyak 4,427 juta orang menganggur pada pekan lalu. Dengan demikian, total pengangguran AS menyentuh rekornya sebesar 26,5 juta selama lima minggu terakhir.