Bisnis.com,JAKARTA— PT Bursa Efek Indonesia menyatakan penutupan akses darat, udara, dan laut oleh pemerintah untuk mengurangi penyebaran Covid-19 tidak berdampak terlalu banyak bagi pasar saham domestik.
“Insya Allah enggak [jadi sentimen negatif]. Kalau dilihat hari ini pun tidak berdampak terlalu banyak,” ujar Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi saat konferensi pers virtual, Jumat (24/4/2020).
Inarno mengatakan kebijakan itu ditempuh oleh pemerintah untuk meredam meluasnya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pihaknya optimistis laju indeks harga saham gabungan (IHSG) tidak akan terlalu terpengaruh.
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, (IHSG) bergerak di zona merah sejak sesi awal perdagangan, Jumat (24/4/2020). Laju indeks mendarat dengan koreksi tipis 0,81 persen atau 37,346 poin ke level 4.556,208 pada akhir perdagangan sesi pertama.
Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp2,71 triliun. Sebanyak 132 saham menguat, 225 terkoreksi, dan 124 stagnan.
Investor asing tercatat membukukan net sell atau jual bersih Rp196,88 miliar. Tiga saham bank berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps mengalami tekanan aksi jual investor asing.
Baca Juga
Tercatat, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) memimpin daftar net sell investor asing senilai Rp121,6 miliar. Pergerakan saham BBCA terkoreksi 1,76 persen atau 450 poin ke level Rp25.150 hingga pukul 11:30 WIB.
Tidak sendirian, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) juga menjadi sasaran aksi jual asing senilai Rp37,5 miliar. Emiten bank pelat merah lainnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), menempati posisi ketiga daftar net sell asing senilai Rp28,7 miliar.