Bisnis.com, JAKARTA – Emiten alat kesehatan dan farmasi PT Indofarma Tbk. (INAF) diestimasikan akan mencetak profit untuk pertama kalinya setelah 3 tahun merugi.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menyatakan pihaknya optimis dapat mencetak laba untuk tahun buku 2019 lalu dilihat dari data kinerja keuangannya.
“Kalau di lihat dari tahun 2016 sampai 2018, kita agak prihatin karena masih merugi. Di tahun 2017 malah (rugi) Rp46 miliar, 2018 (rugi) Rp32 miliar,” ungkap Arief saat menjalani Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Selasa (21/4/2020).
Berdasarkan data kinerja operasional unaudited yang disajikan Indofarma, perseroan pelat merah tersebut meyakini bisa mencetak laba sebesar Rp7,6 miliar pada tahun 2019.
Meski begitu, penjualan perseroan dilaporkan turun dari posisi Rp1,59 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp1,36 triliun pada tahun lalu.
“Tahun 2019, insyallah meskipun ini masih home statement, kita harapan bisa meraih keuntungan,” tuturnya.
Baca Juga
Perseroan pun menargetkan pada tahun 2020 mendatang Indofarma akan memperoleh kenaikan laba sekitar Rp13,56 miliar bersamaan dengan peningkatan penjualan sebesar Rp1,63 triliun.
Arief merincikan pada tahun 2020 perseroan akan bekerja sekeras mungkin untuk mendapatkan profit dengan menjalankan sejumlah strategi seperti memperbesar portofolio segmen penjualan dari di sisi reguler.
Dahulu, penjualan reguler hanya berkontribusi 30 persen terhadap pendapatan. Di sisi lain, perusahaan akan mengurangi segmen penjualan tender yang dahulunya mendominasi sebesar 50 persen, dan juga segmen e-catalog sebesar 20 persen.
Dari portofolio produk, Indofarma sendiri memiliki tiga portofolio produk yakni; farma, alat kesehatan dan herbal.
Ke depannya, perseroan akan memperbesar portofolio produk alat kesehatan sesuai dengan arahan dari Kementerian BUMN, bahwa ke depannya Indofarma menjadi perusahaan pelat merah di bidang alat kesehatan.