Bisnis.com, JAKARTA — PT Sarana Menara Nusantara Tbk. membukukan kinerja positif sepanjang 2019. Hampir seluruh pos termasuk pendapatan, laba, dan aset perseroan kompak naik.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang 2019 pendapatan emiten berkode TOWR tumbuh 9,99 persen, dari yang semula Rp5,86 triliun menjadi Rp6,45 triliun.
Pendapatan ini utamanya berasal dari segmen bisnis sewa menara yakni sebesar Rp5,58 trilium, sedangkan sisanya yakni Rp871,54 miliar berasal dari segmen jasa lain seperti MWIFO dan VSAT.
Adapun, pos beban pendapatan juga terpantau naik dari sebelumnya Rp508,5 miliar menjadi Rp610,7 miliar atau mengalami kenaikan 20,1 persen.
Meskipun demikian, perseroan tetap membukukan laba. Tercatat, laba penghasilan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk nonpengendali per akhir 2019 adalah sebesar Rp2,34 triliun, naik 6,45 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp2,20 triliun.
Dengan demikian laba per saham perseroan juga naik, dari Rp43 per saham pada akhir 2018, menjadi Rp46 per saham pada akhir 2019. Secara EBITDA juga tercatat naik 9,20 persen dari yang semula Rp4,93 triliun menjadi Rp5,38 triliun.
Baca Juga
Dari pos aset, total aset TOWR naik signifikan yakni sebanyak 20,50 persen, dari yang semula Rp22,95 triliun menjadi Rp27,66 triliun. Adapun total aset tersebut terdiri atas aset lancar Rp2,45 triliun dan aset tidak lancar Rp25,19 triliun.
Dalam keterangan terpisah kepada BEI, perseroan menjelaskan kenaikan aset sebesar Rp. 4.706.077 atau 20,50 persen tersebut dikarenakan banyaknya akuisisi yang dilakukan perusahaan sepanjang 2019, antara lain akuisisi 1.000 menara Indosat, konsorsium Iforte HTS dan Istana Kohinor selain pertumbuhan organik.
Perseroan juga menyebut banyaknya akuisisi tersebut sebagai salah satu alasan membengkaknya pos liabilitas perseroan sebesar Rp. 3.978.736 atau 26,66%.
Per akhir 2019, pos kewajiban TOWR tercatat sebesar Rp18,90 triliun, sedangkan tahun sebelumnya hanya Rp14,92 triliun. Adapun, total liabilitas pada 2019 terdiri atas liabilitas jangka pendek sebesar Rp4,56 triliun dan liabilitas jangka panjang serta utang obligasi sebesar Rp15,16 triliun.