Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banjir Sentimen Positif, Permintaan SUN Bakal Meningkat

Penawaran yang akan masuk pada lelang SUN Selasa (14/4/2020) diperkirakan mencapai Rp40 triliun hingga Rp50 triliun.
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam
Ilustrasi OBLIGASI. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com,JAKARTA— Sederet sentimen positif diyakini akan meningkatkan permintaan dalam lelang surat utang negara yang berlangsung pada, Selasa (14/4/2020). Permintaan ditaksir menguat setelah total penawaran masuk pada lelang sebelumnya menjadi yang terendah pada 2020.

Pemerintah kembali akan kembali melakukan lelang tujuh seri surat utang negara (SUN) dalam mata uang rupiah pada, Selasa (14/4/2020). Langkah itu ditempuh untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2020.

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menunjukkan pemerintah akan melepas tujuh seri surat utang negara (SUN) pada, Selasa (14/4/2020). Target indikatif yang dibidik senilai Rp20 triliun dengan target maksimal Rp30 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis, target itu naik dibandingkan dengan lelang, Selasa (31/3/2020). Saat itu, pemerintah membidik target indikatif yang dipatok senilai Rp15 triliun dengan target maksimal Rp22,5 triliun.

Secara detail, dua seri merupakan surat perbendaharaan negara (SPN) yakni SPN03200715 yang jatuh tempo 15 Juli 2020 dan SPN12210401 yang jatuh tempo 1 April 2021. Keduanya memiliki tingkat kupon diskonto.

Adapun, lima seri lainnya yang akan dilelang merupakan obligasi negara fixed rate dengan tingkat kupon masing-masing FR0081 (6,50 persen), FR0082 (7,00 persen), FR0080 (7,50 persen), FR0083 (7,50 persen), dan FR0076 (7,375 persen).

Sebagaimana diketahui, dalam lelang SUN Selasa (31/3/2020), jumlah penawaran yang masuk hanya Rp33,51 triliun. Nilai itu menjadi yang terendah sepanjang lelang SUN sepanjang 2020.

Total penawaran yang masuk dalam lelang SUN berdenominasi rupiah terpantau terus mengalami penurunan sejak pertengahan Februari 2020. Nilai penawaran yang masuk berangsur turun mulai dari Rp127,11 triliun (18 Februari 2020), Rp78,41 triliun (3 Maret 2020), Rp51,30 triliun (17 Maret 2020), dan Rp33,51 triliun (31 Maret 2020).

Economist PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Fikri C. Permana melihat adanya kemungkinan penawaran yang akan masuk pada lelang, Selasa (14/4/2020), akan sedikit membaik. Menurutnya, permintaan diperkirakan akan menembus Rp40 triliun atau oversubscribe antara 2 kali hingga 3 kali.

“SUN dengan tenor pendek, khususnya SPN, masih akan mendominasi saya pikir,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (13/4/2020).

Fikri menilai hasil penerbitan surat utang global atau global bond Indonesia berdenominasi rupiah sangat baik. Hasil dari emisi itu terlihat dari yield dan pergerakan rupiah yang relatif stabil atau terapresiasi pada pekan lalu.

Sebagai catatan, pemerintah menerbitkan obligasi global senilai US$4,3 miliar pada pekan lalu. Dalam emisi itu, Indonesia mengeluarkan tiga seri surat berharga global berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan permintaan dalam lelang SUN, Selasa (14/4/2020), akan masuk permintaan berkisar Rp30 triliun—Rp40 triliun. Pihaknya melihat pergerakan yield SUN Indonesia cukup stabil dan cenderung menguat pada awal pekan ini.

“Didukung rupiah yang juga menguat,” jelasnya.

 Ramdhan memprediksi SUN seri-seri pendek akan lebih diminati investor. Hal itu lantaran kondisi ketidakpastian masih cukup tinggi.

“Untuk menjaga volatilitas harga maupun yield,” imbuhnya.

 Secara terpisah, Analis Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menggarisbawahi terdapat beberapa perkembangan positif pasar obligasi dalam sepekan terakhir. Salah satunya tekanan jual asing yang menurun cukup banyak.

“Bahkan [asing] sudah mulai inflow. Rupiah dalam tren menguat,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.

Dalam riset hariannya Senin (13/4/2020), Associate Director of Research and Investment Pilarmas Sekuritas Maximilianus Nico Demus memperkirakan lelang SUN akan dibanjiri peminat. Pihaknya mengharapkan permintaan yang masuk bisa berkisar Rp35 triliun hingga Rp50 triliun.

“Lebih dari Rp50 triliun akan menjadi suatu angin segar bagi pasar obligasi,” tulisnya dalam riset.

 Nico mengharapkan pasar obligasi akan mengalami kenaikan. Hal itu sejalan dengan adanya pemangkasan tingkat suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper