Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti masih optimistis terhadap target pemasaran yang dikejar tahun ini sekalipun kuartal I/2020 dibayangi oleh pandemi virus korona.
PT Ciputra Development Tbk. tahun ini menargetkan bisa meraih dana pemasaran atau marketing sales antara Rp6,1 triliun sampai dengan Rp6,7 triliun. Direktur Independen Ciputra Development Tulus Santoso mengatakan sampai sejauh ini manajemen perseroan belum membahas terkait perubahan target pemasaran.
“Kami masih menunggu keadaan sudah lebih stabil baru akan dihitung kembali [target marketing sales tahun ini] katanya kepada Bisnis.com baru-baru ini.
Selain itu, emiten berkode saham CTRA itu juga mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1 triliun pada tahun ini. Bila dibandingkan dengan realisasi tahun lalu terjadi peningkatan sekitar 72,11 persen sebesar Rp581 miliar.
Tulus mengatakan perseroan bakal menggunakan dana itu untuk merampungkan tiga proyek mall yang tengah dikerjakan. Selain itu, sisa dana juga akan digunakan oleh perseroan untuk menambah bank lahan.
“Kami rencana alokasi dana sampai Rp1 triliun. Dana itu akan dipakai untuk menyelesaikan konstruksi 3 mall dan membeli lahan,” imbuhnya.
Baca Juga
Ketiga mall itu adalah CitraRaya Tangerang sebesar 26.000 meter persegi, extension di Ciputra World Surabaya sebesar 37.000 meter persegi dan CitraLand Surabaya sebesar 26.000 meter persegi.
Selain itu, pada tahun lalu perusahaan yang dirintis oleh Sang Begawan Properti Alm. Ciputra itu membukukan laba bersih sebesar Rp1,15 triliun.
Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya terjadi koreksi 2,36 persen atau turun dari posisi Rp1,18 triliun. Dengan demikian, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas juga turun 3,13 persen dari posisi Rp64 menjadi Rp62.
Penurunan laba bersih utamanya disebabkan oleh dua faktor. Pertama, turunnya pendapatan sebesar 0,81 persen menjadi Rp7,60 triliun. Perusahaan yang dirintis oleh Sang Begawan Properti Alm. Ciputra itu sejatinya telah melakukan efisiensi pada beban pokok.
Pos itu mencatatkan penurunan 5,59 persen menjadi Rp3,81 triliun. Selain itu, pos pendapatan lain juga ikut menopang dengan pertumbuhan 7,80 persen menjadi Rp404,58 miliar.
Namun, faktor kedua yakni pos beban umum cukup menekan kinerja dengan pertumbuhan 3,47 persen ke posisi Rp1,25 triliun.
Tulus mengatakan perseroan berhasil menekan beban pokok karena kombinasi berbagai produk properti yang bisa diefisienkan. “Beban pokok menurun karena kombinasi antara produk residensial, bangunan tinggi dan pendapatan berulang,” ungkapnya.
Di sisi lain, PT Metropolitan Land Tbk. pun belum akan merevisi target pemasaran tahun ini. Direktur Keuangan Metropolitan Land Olivia Surodjo mengatakan revisi baru akan dilakukan setelah bencana covid19 berakhir.
“Kami belum tahu [seberapa besar] efek semua ini jadi kemungkinan akan revisi tapi belum bisa dilakukan sekarang karena belum tau pandemi ini bisa selesai kapan,” ungkapnya.
Emiten berkode saham MTLA itu menargetkan pemasaran tahun ini bisa menyentuh Rp2 triliun sampai dengan Rp2,1 triliun. Olivia pun menambahkan perseroan baru akan melakukan peluncuran proyek baru pada semester II/2020 setelah pandemi korona berkahir.
MTLA pada 2019 mencatatkan pertumbuhan laba bersih dari posisi Rp481,70 miliar menjadi Rp486,97 miliar atau naik 1,09 persen. Dengan begitu laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas juga naik 1,10 persen dari posisi Rp62,93 menjadi Rp63,62.
Laba bersih perseroan dapat meningkat sebab top line juga ikut naik 1,81 persen dari posisi Rp1,37 triliun menjadi Rp1,40 triliun. Naiknya pendapatan ditopang oleh segmen tanah dan bangunan yang menyumbang Rp761,25 miliar.
Segmen itu berkontribusi sebesar 54,37 persen naik dari tahun sebelumnya Rp543,26 miliar. Selain itu, segmen apartemen juga mencatatkan kenaikan yang pesar dari posisi Rp25 juta menjadi Rp22,68 miliar. Segmen sewa ruang MTLA juga tercatat naik 11,25 persen menjadi Rp224,79 miliar.