Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) membukukan perolehan laba bersih sebesar Rp1,15 triliun sepanjang 2019.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perseroan, Kamis (9/4/2020), laba bersih Ciputra turun tipis 2,36 persen dibandingkan dengan perolehan 2018 sebanyak Rp1,18 triliun.
Penurunan laba bersih membuat laba per saham atau earning per share juga lungsur dari Rp64 menjadi Rp62.
Penurunan laba bersih dipicu dua faktor. Pertama, kinerja pendapatan yang stagnan, turun 0,81 persen menjadi Rp7,60 triliun. Kedua, pos beban umum cukup menekan kinerja dengan pertumbuhan 3,47 persen ke posisi Rp1,25 triliun.
Perusahaan yang didirikan oleh oleh Sang Begawan Properti Alm. Ciputra itu sejatinya telah melakukan efisiensi pada beban pokok.
Pos itu mencatatkan penurunan 5,59 persen menjadi Rp3,81 triliun. Selain itu, pos pendapatan lain juga ikut menopang dengan pertumbuhan 7,80 persen menjadi Rp404,58 miliar.
Baca Juga
Secara keseluruhan, total aset emiten bersandi saham CTRA itu mencapai Rp36,19triliun dengan aset lancar Rp18,19 triliun dan aset tidak lancar Rp18 triliun.
Total liabilitas CTRA tercatat Rp18,43 triliun dengan liabilitas jangka pendek mencapai Rp8,36 triliun. Adapun liabilitas jangka panjang tercatat Rp10,06 triliun.
Pada tahun lalu perusahaan pengembang properti itu menghabiskan belanja modal sebesar Rp581,91 miliar turun 65,65 persen dari periode sebelumnya. Dengan begitu, kas dan setara kas akhir periode mencapai Rp4,23 triliun .
Sebelumnya, Direktur Ciputra Development Harun Hajadi mengatakan bakal menambah bank lahan untuk tahun ini. Namun dia tidak ingin mengungkapkan secara detail alokasi dana maupun target pembelian.
“Kemungkinan tentu ada saja. Apalagi kesempatan untuk membeli tanah atau mendapatkan tanah yang baik tidak selalu datang. Jadi memang mencari lahan baru tidak mudah,” ungkapnya. Akan tetapi perseroan akan menggunakan kas internal untuk menambah cadangan lahan.
Sebagai informasi, CTRA mengalokasikan belanja modal sebesar Rp1,5 triliun. Dana itu akan diperuntukkan bagi penambahan lahan dan pembiayaan proyek.