Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melemah 3 Persen Lebih, Seluruh Sektor Tertekan

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 3,18 persen atau 151,94 poin ke level 4.62669 pada akhir perdagangan hari ini.
Papan elektronik menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Papan elektronik menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Senin (23/3/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (8/4/2020).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG ditutup melemah 3,18 persen atau 151,94 poin ke level 4.62669 pada akhir perdagangan hari ini.

Pada perdagangan Selasa (7/4/2020), IHSG ditutup di level 4.778,64 dengan pelemahan 0,69 persen atau 33,19 poin.

Pelemahan indeks mulai berlanjut pada perdagangan Rabu (8/4) pagi dengan dibuka merosot lebih dari 1 persen. Sepanjang perdagangan hari ini IHSG bergerak di kisaran 4.583,90-4.780,21.

Seluruh 10 sektor menetap di wilayah negatif pada, dipimpin sektor aneka industri yang melemah 4,23 persen, disusul sektor properti dengan pelemahan 3,83 persen.

Dari 687 saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), 76 saham di antaranya melemah, 331 saham menguat, dan 282 saham stagnan.

IHSG melemah di saat indeks saham lainnya di Asia mayoritas juga tertekan. Di China, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 0,19 persen dan 0,47 persen, sedangkan indeks Hang Seng turun 1,41 persen.

Sementara itu, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang ditutup menguat masing-masing 1,59 persen dan 2,13 persen.

Bursa Asia bergerak variatif saat investor mencermati tanda-tanda melambatnya laju penyebaran virus corona (Covid-19) dan laporan mengenai lebih banyak korban jiwa akibat virus ini.

Adapun, kontrak berjangka S&P 500 bergerak fluktuatif menandakan lebih banyak volatilitas yang akan datang setelah indeks saham acuannya berbalik ke zona merah dan ditutup di posisi lebih rendah pada Selasa (7/4).

Meski indeks S&P 500 sempat mencapai kenaikan sebesar 20 persen dari level terendahnya di bulan Maret pada Selasa, angka kematian tertinggi sejauh ini akibat virus corona di Inggris dan negara bagian New York mengingatkan para investor bahwa wabah ini masih jauh dari kata terbendung.

New York mencatat 731 kematian dalam sehari terakhir akibat Covid-19, peningkatan terbesar secara harian, sedangkan jumlah korban tewas di negara bagian itu mencapai 5.489 orang, menurut Gubernur Andrew Cuomo.

Kendati demikian, jumlah kasus baru di New York melambat dan Italia melaporkan jumlah infeksi baru yang paling sedikit sejak 13 Maret. Beberapa negara Eropa kemudian dikabarkan berencana untuk mengurangi pembatasan.

“Ketika kuartal berjalan, investor mulai memahami bahwa semua yang kami lihat adalah dalam bentuk bantuan dan sokongan untuk meredam perekonomian,” ujar Bob Michele, kepala investasi global di JPMorgan Asset Management, kepada Bloomberg TV.

"Bukanlah stimulus yang membuat ekonomi berjalan pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada titik di mana sedang berada,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper