Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Afiliasi 15 Orang Terkaya Indonesia Tak Luput dari Gejolak COVID-19

Majalah Forbes telah merilis nama-nama orang terkaya dunia 2020. Dari jajaran nama yang ada, 15 pengusaha asal Indonesia dengan harta miliaran dolar Amerika Serikat (AS) masuk ke dalam daftar tersebut.
Budi Hartono/Istimewa
Budi Hartono/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan saham-saham yang berafiliasi dengan 15 taipan Indonesia dalam daftar orang terkaya dunia 2020 versi Majalah Forbes tidak luput dari gejolak pasar akibat penyebaran COVID-19.

Majalah Forbes telah merilis nama-nama orang terkaya dunia 2020. Dari jajaran nama yang ada, 15 pengusaha asal Indonesia dengan harta miliaran dolar Amerika Serikat (AS) masuk ke dalam daftar tersebut.

Para taipan itu memiliki latar belakang usaha yang beragam. Beberapa di antaranya juga tercatat mengempit kepemilikan baik secara langsung maupun tidak langsung di saham perusahaan publik yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Bos Grup Djarum, Budi Hartono, menempati urutan teratas daftar orang terkaya dari Indonesia 2020 dengan nilai kekayaan US$13,6 miliar. Di pasar modal, Grup Djarum dikenal dengan dua emiten afiliasinya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).

Saham BBCA tercatat telah mengalami koreksi 15,71 persen secara year to date (ytd) ke level Rp28.175 hingga akhir perdagangan, Rabu (8/4/2020). Total kapitalisasi pasar yang dimiliki emiten sektor perbankan itu senilai Rp694,65 triliun.

Kendati demikian, kinerja saham BBCA masih lebih baik dibandingkan dengan emiten perbankan besar lainnya. Pasalnya, harga saham tiga emiten perbankan berkapitalisasi besar lainnya telah ambles lebih dari 30 persen.

Sementara itu, Grup Djarum mengempit kepemilikan mayoritas di TOWR melalui PT Sapta Adhikari Investama (SAI). Komposisi kepemilikan SAI di TOWR mencapai 50,64 persen per 29 Februari 2020.

Sepanjang periode berjalan 2020, saham TOWR telah terkoreksi 14,91 persen ke level Rp685. Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai RP34,95 triliun.

Saham afiliasi orang terkaya nomor tiga di Indonesia, Sri Prakash Lohia, juga tidak luput dari gejolak. Lohia merupakan pendiri Indorama Corporation dengan kekayaan US$4,3 miliar menurut Majalah Forbes.

Indorama Holdings B.V. memegang kepemilikan saham 34,03 persen di PT Indo-Rama Synthetics Tbk. (INDR) per 29 Februari 2020. Harga saham emiten yang bergerak di bidang benang pintal, polyester, dan kain itu telah terkoreksi 15,64 persen ke level Rp2.050 secara ytd, Rabu (8/4/2020).

Kinerja saham-saham yang berada di bawah Tahir lewat Mayapada Group juga tidak luput dari koreksi sepanjang gejolak penyebaran COVID-19. Tiga emiten afiliasi orang terkaya nomor empat di Indonesia dengan total kekayaan US$4,1 miliar itu juga kompak mengalami koreksi secara ytd.

Pergerakan PT Sona Topas Tourism Industry Tbk. (SONA), PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk. (SRAJ), dan PT Bank Mayapada International Tbk. (MAYA) masing-masing terkoreksi 16,32 persen, 31,72 persen, dan 29,67 persen.

Di urutan ke lima orang terkaya dari Indonesia, bercokol nama Prajogo Pangestu. Pengusaha dengan kekayaan US$3,5 miliar itu kini memegang kepemilikan saham langsung di PT Barito Pacific Tbk., (BRPT) dan PT Chandra Asia Petrochemical Tbk. (TPIA).

Prajogo menjadi pemegang saham mayoritas di BRPT. Porsi kepemilikannya mencapai 71,48 persen per 28 Februari 2020.

Sementara itu, BRPT menjadi pemegang saham mayoritas TPIA dengan persentase 41,88 persen. Adapun, porsi Prajogo di situ sebesar 14,85 persen per 31 Maret 2020.

Laju saham BRPT dan TPIA juga tidak luput dari gejolak pasar. Pergerakan keduanya telah terkoreksi masing-masing 38,74 persen dan 29,88 persen.

Kapitalisasi pasar terbilang jumbo dengan BRPT senilai Rp82,34 triliun dan TPIA Rp129,74 triliun per sesi penutupan perdagangan, Rabu (8/4/2020).

Di bawah Prajogo, Pemilik CT Corp Chairul Tanjung berada di urutan keenam orang terkaya Indonesia dengan kekayaan US$3,1 miliar. CT, sapaan akrabnya, memegang kepemilikan saham di maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA).

Kepemilikan CT di GIAA melalui PT Trans Airways. Tercatat, porsi kepemilikan yang dimiliki sebesar 25,80 persen per 29 Februari 2020.

Saham GIAA telah tersungkur 59,04 persen ke level Rp204 secara ytd hingga akhir perdagangan, Rabu (8/4/2020). Total kapitalisasi pasar yang dimiliki senilai Rp5,28 triliun.

NamaEmitenPergerakan Harga Saham Ytd (%)Kapitalisasi Pasar (Rp Triliun)
Budi Hartono (Grup Djarum) BBCA-15.71694.65
 TOWR-14.9134.95
Sri Prakash LohiaINDR-15.641.34
Tahir & FamilySONA-16.321.66
 MAYA -29.6743.73
 SRAJ-31.722.2
Prajogo PangestuBRPT-38.7482.34
 TPIA-29.88129.74
Chairul TanjungGIAA-59.045.28
 MEGA1.5744.92
Peter SondakhBWPT-48.412.55
 TAXI0307,28 miliar
 SMMT-30.89267,75 miliar
Mochtar Riady & Family (Grup Lippo)LPPF-68.653.7
 MPPA-33.57700,21 miliar
 MLPL-41.18731,98 miliar
 LINK-42.936.47
 LPLI-29.4184,27 miliar
 KBLV27.74609,76 miliar
 LPGI11.11600 miliar
 MLPT-19.64675 miliar
 SILO-17.999.27
Murdaya PooMKPI-2.1615.03
Theodore RachmatKMTR-15.822.19
 DSNG-26.523.58
 ASSA-57.571.07
Djoko SusantoAMRT-7.9533.63
Low Tuck KwongBYAN-8.8148.33
Winarko SulistyoFASW-10.3917.1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper