Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan dirinya dan Menteri Keuangan Sri Mulyani telah melakukan teleconference dengan investor asing terkait situasi perekonomian terkini dan penerbitan surat utang negara (SUN) untuk memitigasi dampak virus Corona (Covid-19) yang disebut Pandemic Bond.
"Baru saja, saya dan Bu Menkeu menjelaskan langkah-langkah secara langsung [lewat] teleconference dengan investor Asia dan Eropa," katanya saat konferensi pers virtual, Selasa (7/4/2020).
Meski demikian, Perry enggan menjelaskan lebih detail soal skema penerbitan global atau Pandemic Bond tersebut. Dari sisi BI, keberhasilan Repo Lines dengan sejumlah bank sentral dan penerbitan global bond merupakan bentuk Vote of Confident dari investor global.
Menurutnya, global bond akan menambah arus masuk ke neraca modal dan finansial. Hal itu juga yang melandasi prediksi BI bahwa nilai tukar rupiah akan stabil ke depan dan menguat di level Rp15.000 per dolar AS.
Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) tidak hanya terkendali karena neraca modal surplus dan kepanikan investor global mereda.
"Penerbitan global bond biar Menkeu yang akan mengumumkan rinciannya. Tunggu pengumuman dari Menkeu," ujar Perry.
Pemerintah berencana menerbitkan surat utang negara (SUN) yang diberi nama Pandemic Bond sebesar Rp449,9 Triliun untuk menutupi defisit APBN akibat dampak wabah virus Corona (Covid-19).
Berdasarkan dokumen rapat Kementerian Keuangan dan Komisi XI DPR RI, Pandemic Bond dimasukkan ke dalam recana tambahan pembiayaan. Total pembiayaan anggaran melonjak sebesar Rp545,7 triliun dari sebelumnya Rp307,2 triliun pada APBN 2020 menjadi Rp852,9 triliun.