Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Menguat di Tengah Optimisme Perlambatan Penyebaran Covid-19

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,96 persen atau 444,60 poin ke level 23.124,59 pada pukul 09.24 WIB. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 2,51 persen atau 66,75 poin ke level 2.730,43, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 0,85 persen atau 67,59 poin k elevel 7.980,82.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat di awal perdagangan hari ini, Selasa (7/4/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 1,96 persen atau 444,60 poin ke level 23.124,59 pada pukul 09.24 WIB. Sementara itu, indeks S&P 500 menguat 2,51 persen atau 66,75 poin ke level 2.730,43, sedangkan indeks Nasdaq Composite menguat 0,85 persen atau 67,59 poin k elevel 7.980,82.

Indeks S&P 500 bahkan sempat menguat hingga 3,5 persen di tengah optimisme mengenai perlambatan penyebaran virus corona di sejumlah negara yang menjadi pusat penyebaran.

Jika reli bertahan, indeks akan memenuhi definisi sebagai pasar bullish. Indeks Stoxx Europe 600 juga menguat setelah tingkat infeksi baru melambat di Prancis dan Italia.

Aset berisiko termasuk saham dan obligasi korporasi rebound di tengah pandemi, setelah sejumlah negara menggelontorkan stimulus untuk membendung dampak virus corona terhadap perekonomian.

Namun, meskipun stimulus baru datang dari melandainya jumlah infeksi baru di sebagian besar Eropa dan dan di New York, data menunjukkan sentimen di antara usaha kecil AS melemah pada bulan Maret.

Karena dampak ekonomi dari langkah-langkah yang diambil untuk mengendalikan wabah terus dirasakan, banyak pelaku pasar memperingatkan bahwa penguatan kecil kemungkinan untuk berlangsung secara berkelanjutan.

"Optimisme pada arah pasar ekuitas akan sulit dipertahankan sampai kita melihat kejelasan lebih lanjut tentang prospek pendapatan perusahaan," ungkap Marija Veitmane, analis di State Street Global Markets, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper