Bisnis.com,JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) masih melanjutkan tren penguatan pada sesi pertama perdagangan, Senin (6/4/2020), dengan PT Bank Central Asia Tbk. memimpin daftar saham paling diburu asing.
IHSG menguat 56,802 poin atau 1,23 persen ke level 4.680,231 pada sesi pertama perdagangan, Senin (6/4/2020). Laju indeks melanjutkan tren bullish setelah akhir pekan lalu ditutup mendarat di zona hijau dengan penguatan 2,02 persen.
Total nilai transaksi di pasar reguler, tunai, dan negosiasi senilai Rp4,07 triliun. Tercatat, sebanyak 263 saham menguat, 145 melemah, dan 117 stagnan.
Investor asing mencetak net sell Rp441,73 miliar pada sesi pertama perdagangan, Senin (6/4/2020). Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memimpin daftar net sell atau jual bersih dengan nilai Rp154,5 miliar.
Sebaliknya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi saham paling diburu investor asing. Perbankan swasta itu mencetak net buy atau beli bersih senilai Rp59,2 miliar.
Selain BBCA, emiten berkapitalisasi besar lainnya yang diborong asing pada sesi pertama perdagangan, Senin (6/4/2020), yakni PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Keduanya membukukan net buy masing-masing Rp5,6 miliar dan Rp1,4 miliar
Baca Juga
Dalam sepekan terakhir, BBCA tengah berada dalam tren positif. Laju saham perseroan tercatat menguat 1,46 persen dalam sepekan terakhir.
Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengatakan pergerakan IHSG pada sesi pertama perdagangan hari ini didorong penurunan tingkat kematian akibat Covid-19 di Spanyol, Italia, dan Jeman. Hal itu menurutnya sangat penting sebagai indikator sudah tertanganinya virus yang menjadi momok bagi kawasan Eropa.
Selain itu, Frankie menyebut sentimen lain yang mendorong laju IHSG yakni kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia. Faktor itu sempat membuat harga minyak kembali naik meskipun pagi ini kembali terkoreksi.
“Menjadi sentimen yang positif bagi emiten minyak dan tambang batubara di Indonesia jadi seharusnya IHSG masih bisa bertahan sampai sesi penutupan,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (6/4/2020).
Dia mengatakan investor domestik terus mencermati bagaimana penyebaran Covid-19 secara global. Apabila penyebaran sudah menurun makan diperkirakan perlambatan bisnis menjadi lebih terkendali.