Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten BUMN Karya Pimpin Penguatan, IHSG Menghijau

Saham PTPP, Wijaya Karya, dan Waskita Karya naik lebih dari 10 persen di awal perdagangan Senin (6/4/2020).
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (31/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (31/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com,JAKARTA— Indeks harga saham gabungan mengawali perdagangan, Senin (6/4/2020), dengan bergerak menuju zona hijau. Saham-saham kontraktor pelat merah masuk ke jajaran top gainers pada awal sesi perdagangan.

Berdasarkan pantauan Bisnis, indeks harga saham gabungan (IHSG) langsung melesat ke zona hijau sejak awal sesi perdagangan pertama, Senin (6/4/2020). Indeks bergerak menguat 1,43 persen ke level 4.688,69 hingga pukul 09:27 dan sempat menyentuh level resistance 4.700,671.

IHSG mengawali perdagangan pekan ini dengan 230 saham menguat, 81 terkoreksi, dan 106 stagnan. Total nilai transaksi senilai Rp1,09 triliun dengan investor asing tercatat net sell Rp97,04 miliar.

Dari daftar top gainers, saham PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) berada di posisi paling atas hingga pukul 09:29 WIB. Emiten badan usaha milik negara (BUMN) karya itu menguat 16,67 persen. 

Tidak sendirian, PTPP bersama dua emiten kontraktor pelat merah lainnya di jajarang lima besar top gainers PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) yang menguat masing-asing 12,64 persen dan 10,78 persen.

Adapun, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi saham paling diburu asing pada awal perdagangan, Senin (6/5/2020). Perbankan swasta itu tercatat mencetak net buy atau beli bersih investor asing senilai Rp34,1 miliar.

Dalam riset hariannya, Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper memprediksi IHSG akan menguat pada, Senin (6/4/2020). Secara teknikal, indeks masih berada dalam tren konsolidasi jangka pendek dan memiliki potensi untuk kembali menguat dalam jangka pendek.

“[Penguatan] Didukung kenaikan harga komoditas dunia. Di sisi lain, kekhawatiran akibat penyebaran COVID-19 masih akan membayangi pergerakan,” jelasnya dalam riset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper