Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia tengah memantau kinerja dan menyiapkan relaksasi bagi para anggota bursa yang memiliki rata-rata modal kerja bersih disesuaikan di bawah Rp30 miliar atau mendekati batas minimum yang dipersyaratkan.
Berdasarkan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) sekuritas penjamin emisi (underwriter) dan perantara pedagang (broker) minimal sebesar Rp25 miliar atau 6,25 persen atau 1/16 dari kewajiban terperingkat perusahaan.
Dari data yang dihimpun Bisnis melalui laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), terdapat 21 sekuritas anggota bursa (AB) yang saat ini memiliki rata-rata MKBD di bawah Rp30 miliar hingga Kamis (2/4/2020) pukul 15:15 WIB.
Direktur Perdagangan dan Penilaian Anggota Bursa Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan saat ini otoritas tengah memantau AB yang memiliki MKBD mendekati batas minimum yang dipersyaratkan. Bahkan, pihaknya menyebut akan ada relaksasi yang akan dikeluarkan untuk menjaga kinerja sekuritas di tengah kondisi volatilitas pasar akibat penyebaran COVID-19.
“Nanti akan ada relaksasi yang akan diumumkan pada saatnya,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (2/4/2020).
Laksono menyebut BEI sebelumnya telah mengeluarkan relaksasi berupa pelonggaran aturan haircut saham anggota indeks LQ45 dan non-LQ45. Menurutnya, kebijakan itu akan membantu sekuritas.
Baca Juga
“Supaya mereka bisa trading tanpa MKBD-nya menyentuh batas minimum,” jelasnya.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) Sunandar menyampaikan penyesuaian nilai haircut diharapkan dapat merelaksasi pasar dan memberikan stimulus kepada Anggota Kliring. Dengan demikian, kapasitas yang dimiliki meningkat dalam bertransaksi di bursa.
"Kebijakan ini juga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas pasar dan mendukung agar pasar tetap kondusif dan terlaksana secara teratur, wajar serta efisien," jelasnya.
Di lain pihak, Direktur CSA Institute Aria Santoso mengatakan investor sedikit menahan diri untuk melakukan transaksi secara agresif dengan kondisi pasar saat ini. Dengan demikian, nilai total transaksi harian juga mengecil.
“Bisa dibandingkan dengan tahun-tahun yang sudah lalu. Pada 2020, angkanya relatif kecil,” ujarnya.
Aria mengatakan sekuritas dengan MKBD kecil berpotensi menyentuh batas bawah. Pasalnya, biaya operasional yang relatif tetap tetapi pendapatan menurun.
Di tengah kondisi itu, lanjut dia, perlu diatasi juga dengan upaya-upaya tertentu. Tujuannya, untuk keberlangsungan hidup perusahaan sekuritas.
Aria menilai relaksasi yang diberikan KPEI sebagai salah satu upaya stimulus untuk memperbesar kapasitas transaksi. Namun, relaksasi harus memperhatikan juga pengelolaan risiko sehingga tidak mudah untuk melakukan pelonggaran aturan.
“Salah satu stimulus yang paling rendah risiko adalah fasilitas atau anggaran dari BEI kepada para AB untuk mencari investor baru, baik itu melalui edukasi publik, penerbitan material sosialisasi, dan upaya sejenis sehingga akan menambah dana investasi baru untuk melakukan transaksi. Pada akhirnya, manfaat dari stimulus ini juga akan kembali kepada peningkatan total transaksi harian” paparnya.
Dia mengatakan efektivitas relaksasi haircut yang sudah dikeluarkan oleh self regulatory organization (SRO) untuk membantu AB dengan MKBD kecil belum dapat terlihat dalam waktu singkat. Meski secara instan memperbesar kapasitas transaksi, tetapi aktivitas investor yang menjadi sumber besaran transaksi yang terjadi.
“Maka sangat perlu untuk menambah basis jumlah investor di Indonesia secara agresif agar masyarakat dapat turut serta menjadi investor di pasar modal Indonesia,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan kondisi pasar saat ini tidak wajar. Dengan demikian, pihaknya menilai pemberian relaksasi saat ini terbilang masuk akal.
“[Relaksasi yang memungkinkan] paling berupa pengurangan minimum MKBD untuk beberapa bulan,” ujarnya.
Budi juga menyarankan agar beberapa perusahan sekuritas kecil melakukan merger. Strategi itu dapat dilakukan apabila perseroan sering tidak dapat memenuhi batas MKBD minimum.
“Mungkin SRO berharap jumlah perusahaan sekuritas tidak perlu sebanyak seperti saat ini tetapi lebih sedikit namun dengan MKBD yang besar,” jelasnya.
Sekuritas dengan Rata-Rata Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) di Bawah Rp30 Miliar*
Nama Sekuritas | Januari | Februari | Maret | April |
WATERFRONT SEKURITAS INDONESIA | 28,03 | 26,92 | 26,68 | 26,69 |
PRIMASIA UNGGUL SEKURITAS | 25,46 | 25,76 | 25,63 | 25,60 |
POOL ADVISTA SEKURITAS | 25,68 | 25,53 | 25,49 | 26,17 |
OSO SEKURITAS INDONESIA | 27,31 | 27,58 | 27,26 | 27,60 |
ONIX SEKURITAS | 29,21 | 28,51 | 28,65 | 28,14 |
MASINDO ARTHA SEKURITAS | 25,30 | 25,08 | 25,11 | 25,07 |
MAGENTA KAPITAL SEKURITAS INDONESIA | 27,76 | 26,99 | 25,17 | 23,68 |
KAF SEKURITAS INDONESIA | 25,80 | 26,18 | 25,86 | 25,53 |
INTI FIKASA SEKURITAS | 26,51 | 26,14 | 28,21 | 29,73 |
IMG SEKURITAS | 30,68 | 30,25 | 29,52 | 29,07 |
FORTE GLOBAL SEKURITAS | 26,74 | 26,95 | 26,71 | 26,65 |
EQUITY SEKURITAS INDONESIA | 27,25 | 27,44 | 27,14 | 27,39 |
EKUATOR SWARNA SEKURITAS | 29,91 | 27,90 | 25,99 | 25,98 |
EKOKAPITAL SEKURITAS | 28,94 | 27,82 | 28,67 | 29,67 |
DHANAWIBAWA SEKURITAS INDONESIA | 27,75 | 26,87 | 26,62 | 27,15 |
CORPUS SEKURITAS INDONESIA | 32,97 | 25,65 | 25,78 | 25,61 |
BOSOWA SEKURITAS | 27,05 | 26,83 | 26,61 | 26,53 |
INVESTINDO NUSANTARA SEKURITAS | 29,53 | 31,61 | 29,40 | 28,24 |
PARAMITRA ALFA SEKURITAS | 26,27 | 26,33 | 26,37 | 26,42 |
SUPRA SEKURITAS INDONESIA | 57,92 | 35,64 | 27,82 | 26,45 |
TRUST SEKURITAS | 32,41 | 30,13 | 29,75 | 28,73 |
Sumber: PT Bursa Efek Indonesia
(Keterangan* : Data per Kamis 2 April 2020 pukul 15:15 WIB, dalam Rp miliar)