Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Gencatan Iran-Israel ke IHSG: Cek Saham CTRA, ASSA & AMMN

IHSG berpotensi mendapatkan dorongan usai gencatan senjata atas konflik Iran dan Israel. Kini, pasar kemudian tertuju pada nasib suku bunga acuan.
Investor mencari informasi pergerakan harga saham di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mencari informasi pergerakan harga saham di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpotensi mendapatkan dorongan usai gencatan senjata atas konflik Iran dan Israel. Kini, pasar kemudian tertuju pada nasib suku bunga acuan.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG memang menguat 0,96% pada akhir pekan lalu, Kamis (26/6/2025). Namun, IHSG telah melemah 0,14% dalam sepekan perdagangan terakhir.

Seiring dengan memanasnya perang Iran dan Israel pada pertengahan Juni 2025, IHSG pun memang jeblok. Alhasil, sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025, IHSG melemah 2,58%.

Pasar saham Indonesia juga mencatatkan larinya dana asing seiring dengan memanasnya konflik Timur Tengah itu. Nilai jual bersih atau net sell asing di pasar saham Indonesia tercatat mencapai Rp4,51 triliun dalam sepekan perdagangan terakhir.

Sepanjang tahun berjalan atau sejak perdagangan perdana 2025, pasar saham Indonesia pun mencatatkan net sell asing sebesar Rp53,21 triliun.

Retail Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Indri Liftiany Travelin Yunus mengatakan sejumlah sentimen pergerakan IHSG pada pekan lalu adalah konflik Iran dan Israel, di mana terdapat kekhawatiran konflik meluas dan membuat ekonomi global lesu.

Namun, kini Iran dan Israel telah memutuskan untuk melakukan gencatan senjata sehingga peperangan di Timur Tengah mereda.

Sentimen lainnya yakni Presiden AS Donald Trump yang telah mempertimbangkan akan memilih dan mengumumkan pengganti Ketua The Fed, Jerome Powell, pada September atau Oktober 2025 mendatang.

Terdapat pula sentimen laba sektor Industri China pada Mei 2025 yang anjlok 9,1% secara tahunan (year on year/yoy) dan menjadi penurunan terbesar sejak Oktober 2024, akibat tekanan tarif tinggi dari AS dan deflasi yang berkelanjutan.

Adapun, pada pekan ini atau perdagangan 30 Juni 2025 sampai 4 Juli 2025, Indri menilai terdapat sentimen kunci dari global dan domestik yang akan menyertai pergerakan IHSG.

Dari global ada sentimen Indeks NBS Manufacturing PMI China per Juni yang diperkirakan akan melemah terbatas ke level 49,5 dari level sebelumnya di 49,7 dikarenakan masih terbebani dengan perang tarif dan deflasi yang berlanjut. Indeks ISM Manufacturing PMI Amerika Serikat per Juni juga berdasarkan konsensusnya diperkirakan akan meningkat terbatas ke level 48,8 dari level sebelumnya 48,5.

Selanjutnya ada data nonfarm payrolls AS per Juni yang diperkirakan akan melemah ke level 129.000 dari laporan sebelumnya di level 139.000. Lalu, indeks S&P Global Composite PMI final AS per Juni yang diperkirakan akan melemah terbatas ke level 52,8 dibandingkan laporan bulan sebelumnya di level 53.

Dari domestik, terdapat sentimen indeks S&P Global Manufacturing PMI Indonesia per Juni yang diprediksi akan meningkat terbatas ke level 48,5 dari laporan sebelumnya di level 47,4. Lalu, ada data neraca perdagangan Indonesia per Mei diperkirakan akan bertumbuh.

"Secara garis besar sentimen dalam sepekan terakhir mulai dari aksi gencatan senjata hingga prospek pemangkasan suku bunga yang lebih cepat dapat menjadi sentimen positif untuk IHSG. Saya menilai bahwa saat ini fokus para pelaku pasar akan mulai beralih dari ketegangan di Timur Tengah kepada prospek pemangkasan suku bunga dan kebijakan mengenai tarif," kata Indri dalam keterangan tertulis pada Senin (30/6/2025).

Dia menilai para pelaku pasar berpotensi mengambil akan sikap hati-hati sembari menunggu aliran dana asing kembali masuk ke pasar Indonesia. Merujuk pada kondisi yang ada, dia menilai para pelaku pasar akan mengalihkan fokusnya dari sektor komoditas ke sektor perbankan dan properti dalam waktu dekat.

Berdasarkan analisis IPOT, IHSG berpotensi akan mengalami konsolidasi dalam rentang support 6.740 dan resistance 7.060 pada perdagangan pekan ini.

Indo Premier Sekuritas pun merekomendasikan sejumlah saham pilihan perdagangan pada pekan ini:

1. PT Ciputra Development Tbk. (CTRA)

Buy CTRA, target price Rp1.015, stop loss Rp920. CTRA berada dalam area konsolidasi yang cukup kuat di level Rp955.

Menariknya lagi, pada akhir sesi penutupan pekan lalu CTRA ditutup membentuk candlestick marubozu dan ditutup diatas garis EMA 5 dan kini ada sentimen para pelaku pasar beralih ke arah suku bunga sehingga berpotensi berdampak positif bagi sektor properti.

2. PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA)

Buy on pullback ASSA, target price Rp780, stop loss Rp685. Jelang berakhirnya penundaan kebijakan tarif, kegiatan ekspor-impor barang meningkat dan berdampak positif bagi ASSA.

Pada fibonacci-nya, ASSA berpotensi retrace ke level Rp705 terlebih dahulu sebelum melanjutkan penguatannya. Jika ASSA mampu bertahan di atas level Rp725, maka ASSA berpotensi bergerak ke level Rp780.

3. PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN)

Buy AMMN, target price Rp9.250, stop loss Rp8.200. Sepekan terakhir AMMN konsisten mengalami penguatan diiringi dengan kenaikan volume transaksi setiap harinya.

Stochastic oscillator juga menunjukkan bahwa AMMN masih memungkinkan untuk melanjutkan penguatannya. Tercatat sepanjang pekan lalu, AMMN masih terus diakumulasi oleh asing.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper