Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Surya Semesta Internusa Tbk. menghadapi tantangan pada unit bisnis properti dan perhotelan akibat merebaknya virus corona atau covid-19.
Manajemen emiten berkode saham SSIA itu menyebutkan kasus covid-19 telah memengaruhi aktivitas bisnis, yang diperkirakan akan berdampak pada arus kas perseroan selama beberapa bulan mendatang. Khususnya, di unit bisnis perhotelan karena dampak penerapan physical distancing dan pembatasan pengunjung asing.
“Tingkat hunian hotel menurun secara drastis dan diperkirakan hanya mencapai satu digit pada April 2020. Perusahaan melihat industri perhotelan mulai membaik pada Juni 2020 dan semoga akan kembali normal pada bulan September 2020,” sebutnya dalam keterangan resmi Kamis (2/4).
Sementara itu menilik dari hasil laporan keuangan perseroan pada 2019, segmen perhotelan menyumbang 20 persen dari total pendapatan sekitar Rp811,4 miliar. Jumlah itu naik sekitar 1,1 persen dibandingkan dengan 2018 Rp802,8 miliar.
Sekitar 69,8 persen dari total pendapatan perhotelan dikontribusikan oleh Hotel Melia di Jakarta dan Bali. Tingkat hunian Gran Melia Jakarta untuk 2019 mencapai 44,8 persen dengan tarif kamar rata-rata sekitar US$88,5 sedangkan tahun sebelumnya US$94,2. Adapun tingkat hunian Hotel Melia Bali pada level 78,2 persen dengan harga rata-rata US$118,3.
Sementara sisa 30,2 persen disumbangkan dari Banyan Tree Ungasan Resort dan Batiqa Hotels. Sebagai informasi SSIA telah meluncurkan Batiqa Hotels di 7 lokasi seperti Pekanbaru, Karawabf dab Surabaya.
Baca Juga
Selain itu, unit usaha kawasan industri juga menghadapi sejumlah penundaan keputusan bisnis karena dampak COVID-19. Hal itu seiring dengan keadaan darurat yang dinyatakan oleh Pemerintah Indonesia, pencabutan visa kedatangan bagi warga negara asing serta pembatasan jadwal penerbangan.
“Selain itu lockdown di China dan pembatasan perjalanan di beberapa negara Eropa. Perusahaan mengharapkan para konsumen akan kembali pada Juli atau Agustus tahun ini dan merealisasikan komitmennya pada akhir Kuartal III/2020,” sebutnya.
Sebagai informasi, unit bisnis kawasan industri PT Suryacipta Swadaya yang merupakan bisnis utama perusahaan, membukukan pendapatan senilai Rp516,9 miliar. Jumlah itu meningkat sebesar 39,5 persen dari pendapatan 2018 senilai Rp370,7 miliar.
Peningkatan ini terutama dari penjualan lahan 17,1 hektar senilai Rp297,3 miliar.Sampai dengan akhir tahun lalu pengembangan proyek Subang City of Industry Industrial Estate itu telah mengakuisisi total 1.173 hektare.
SSIA menargetkan untuk groundbreaking Subang pada September 2020 dan akan memulai proses pre-marketing. Perusahaan mengharapkan untuk memperoleh komitmen untuk proyek ini di tahun 2021.