Bisnis.com, JAKARTA – Senat Amerika Serikat (AS) telah mengesahkan RUU paket stimulus ekonomi dan kesehatan senilai US$2 triliun untuk menghadapi efek negatif dari penyebaran virus corona.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (26/3/2020), RUU ini lolos dengan 96 anggota Senat mendukung rancangan ini dan tidak mendapat penolakan sama sekali. Rancangan ini juga melewati serangkaian debat alot antara Senat Partai Demokrat dan Partai Republikan.
Insentif dalam RUU ini berupa beragam suntikan pinjaman dana serta bantuan sebesar US$500 miliar, termasuk untuk perusahaan penerbangan serta masyarakat di negara bagian dan kota yang terdampak virus ini. Pemerintah AS juga mengalokasikan bantuan sebanyak US$350 miliar untuk usaha kecil dan menengah.
Selain itu, pemerintah juga akan memberikan bantuan tunai untuk masyarakat berpendapatan menengah dan rendah dengan ketentuan sebesar US$1.200 untuk orang dewasa, dan US$500 untuk anak-anak. Bantuan untuk pengangguran dan rumah sakit juga telah disiapkan dalam RUU ini
Kebijakan ini diharapkan dapat menolong perekonomian AS yang terancam terhenti akibat kebijakan social distancing yang membuat banyak usaha tutup sementara.
Nilai paket insentif ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan stimulus sebesar US$800 miliar dibawah pemerintahan Presiden Barack Obama untuk menghadapi dampak krisis finansial pada 2008 lalu.
Baca Juga
Penasihat Ekonomi Gedung Putih AS Larry Kudlow mengatakan, ditambah dengan stimulus dari Bank Sentral AS, total nilai paket insentif ini adalah US$6 miliar, atau 30 persen dari PDB tahunan AS.
Meskipun memuji gerak cepat yang dilakukan oleh AS, sejumlah ekonom dan meragukan dampak stimulus ini terhadap kondisi perekonomian dalam jangka pendek dan meminta pemerintah merancang paket insentif lainnya.
“Pergerakan Kongres AS amat cepat dan belum pernah secepat ini sebelumnya. Sayangnya, masalah yang dihadapi saat ini lebih besar dan juga lebih cepat,” ujar Jason Furman, anggota tim ekonomi AS di masa pemerintahan Presiden Barack Obama dikutip dari Bloomberg.
Adapun DPR AS dijadwalkan akan mengambil suara untuk mengesahkan RUU ini pada Jumat mendatang. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump meminta Kongres AS untuk bertindak secepatnya dan berjanji akan menandatangani RUU ini sesegera mungkin.
Sementara itu, pada pukul 11.50 WIB, indeks dolar AS terpantau melemah 0,27 persen atau 0,275 poin menjadi 100,775, merosot dari penutupsn perdagangan sebelumnya 101,05.