Bisnis.com,JAKARTA - Saham-saham perbankan kelas kakap menjadi bintang di lantai bursa dengan kenaikan dua digit dan diburu investor asing sepanjang perdagangan, Kamis (26/3/2020.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 10,19 persen atau 401,272 ke level 4.338,904 . Investor asing tercatat membukukan net buy atau beli bersih senilai Rp662,32 miliar.
Tiga saham perbankan berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps menjadi tiga saham paling diburu sepanjang sesi perdagangan.
Tercatat, net buy yang dibukukan oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp401,2 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Rp313,2 miliar, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Rp161,5 miliar.
BBRI juga menempati daftar teratas top gainers perdagangan, Kamis (26/3/2020). Emiten perbankan pelat merah berkapitalisasi Rp362,64 triliun itu menguat 500 poin atau 20,49 persen ke level Rp2.940.
Vice President Research Artha Sekuritas Frederik Rasali menilai laju saham-saham big caps terpantik optimisme pasar global. Hal itu sejalan dengan stimulus senilai US$2 triliun pemerintah Amerika Serikat (AS) yang telah disetujui kongres.
Baca Juga
Seperti diketahui, Kongres Amerika Serikat telah menyetujui paket stabilisasi ekonomi senilai US$2 triliun termasuk untuk pemberian bantuan tunai langsung, tunjangan pengangguran untuk perorangan, uang untuk negara bagian, dan dana talangan besar untuk bisnis.
Frederik menjelaskan stimulus itu berarti risiko resesi tidak akan separah yang dibayangkan. Pasalnya, terdapat kucuran dana dari pemerintah AS untuk mempertahankan perputaran roda ekonomi dan tingkat konsumsi.
Kendati demikian, dia memprediksi dampak terhadap kepercayaan diri investor hanya sementara. Kondisi akan sangat bergantung terhadap penyebaran virus corona (Covid-19).
“[Penguatan saham perbankan] Memang sentimen pasar. Menurut saya, bila berbicara secara ekonomi tentunya perbankan memiliki sensitivitas tertinggi di antara industri lainnya,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (26/3/2020).
Frederik mengatakan respons positif pasar juga dapat dilihat dari dana asing yang mengalir ke pasar modal dalam negeri, Kamis (26/3/2020). Aliran itu menurutnya berkat disetujuinya stimulus US$2 triliun oleh kongres AS.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Tim Analis Kresna Sekuritas menuliskan saham-saham bank besar Indonesia seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI masih menawarkan valuasi menarik. Hal itu bahkan setelah dilakukan penyesuaian tingkat pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih rendah dan dan rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang lebih tinggi.
Dari empat bank besar itu, Kresna Sekuritas menjadikan saham BBRI dan BMRI sebagai top picks. Pilihan itu dengan mempertimbangkan potensi return dan dividend yield yang lebih tinggi dibandingkan dengan emiten lainya.
“[BBRI dan BBNI] Saat ini diperdagangkan di 6,3 persen dan 8,2 persen dari potensi proyeksi dividend yield 2021 bahkan setelah dilakukan penyesuaian earnings per share proyeksi pertumbuhan 2020 menjadi masing-masing hanya 4,2 persen dan 3,9 persen secara tahun dari sebelumnya 8,4 persen dan 7,7 persen,” papar Tim Analis Kresna Sekuritas.
Tim Analis Kresna Sekuritas menyebut beberapa ahli berpendapat bahwa dampak ekonomi dari krisis saat ini akan lebih panjang. Oleh karena itu, apabila harus membuat keputusan investasi saat ini, saham perbankan dinilai berada di bagian atas daftar rekomendasi sejalan dengan kemampuan pemulihan yang lebih cepat.
Kendati demikian, terdapat risiko investasi yang digarisbawahi oleh Kresna Sekuritas. Pertama, pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih rendah dari perkiraan.
Kedua, rasio CKPN yang lebih tinggi dari perkiraan. Ketiga, pertumbuhan laba per saham atau (earning per share/EPS) yang lebih rendah dari ekspektasi.
Kresna Sekuritas merekomendasikan buy BBRI, BMRI, BBNI, dan BBCA dengan target harga masing-masing Rp3.510, Rp5.650, Rp4.310, dan Rp28.050.