Bisnis.com, JAKARTA – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. membukukan pertumbuhan laba bersih 32,08 persen menjadi Rp2,28 triliun sepanjang 2019 yang ditopang oleh efisiensi.
Berdasarkan laporan keuangan 2019, pendapatan emiten berkode saham WIKA ini tercatat sebesar Rp27,21 triliun, turun 12,66 persen. Sementara itu, beban pokok tercatat menurun 13,87 persen menjadi Rp23,73 triliun.
Penurunan beban pokok juga diiringi dengan penurunan beban usaha lainnya seperti beban lain-lain dan beban pendanaan. Perseroan juga turut mencatatkan kenaikan bagian laba entitas ventura bersama menjadi Rp939,11 miliar.
Dengan kinerja tersebut, laba bersih perseroan tercatat tumbuh 32,08 persen menjadi Rp2,28 triliun. Sementara itu, laba bersih per saham naik 31,98 persen menjadi Rp254,74.
Pada 2019, perseroan memiliki total aset senilai Rp62,11 triliun, naik 4,86 persen dari tahun sebelumnya. Mayoritas aset merupakan aset lancar senilai Rp45,73 triliun yang naik 8,02 persen. Adapun, total aset tidak lancar naik 46,51 persen menjadi Rp19,77 triliun.
Dari sisi kewajiban, total liabilitas Wijaya Karya pada 2019 mencapai Rp42,89 triliun, naik 2,1 persen. Liabilitas jangka pendek tercatat sebesar Rp30,34 triliun, naik 7,42 persen. Sementara itu, liabilitas jangka panjang turun 8,84 persen menjadi Rp12,54 triliun.
Baca Juga
Sementara itu dari ekuitas perseroan mengalami kenaikan sebesar 11,62 persen sepanjang 2019. Ekuitas perseroan tercatat meningkat dari Rp17,21 triliun pada 2018, menjadi Rp19,21 triliun pada 2020.
Dari sisi arus kas, perseroan mengalami penurunan kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi sebesar 78,83 persen menjadi Rp833,09 miliar. Pemicu utamanya adalah penerimaan kas dari pelanggan yang berkurang sekitar Rp5 triliun menjadi Rp25,41 triliun.
Di sisi lain, realisasi belanja modal atau kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi pada 2019 turun 9,65 menjadi Rp5,48 triliun. Investasi berkurang seiring penambahan pinjaman jangka panjang kepada entitas asosiasi dan penambahan investasi ventura bersama yang lebih rendah.
Sementara itu, dari aktivitas pendanaan perseroan mencatatkan arus kas bersih sebesar Rp1,03 triliun, turun signifikan 78,41 persen. Pada tahun sebelumnya, arus kas bersih dari aktivitas pendanaan mencapai Rp4,81 triliun.