Bisnis.com, JAKARTA – Emiten plat merah PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) bakal menggelontorkan dana Rp300 miliar untuk melakukan aksi buy back 20 persen saham dalam 3 bulan ke depan.
Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan, WIKA akan mulai melakukan aksi beli pada 13 Maret 2020 sampai dengan 13 Juni 2020. Perseroan bakal menggunakan laba yang belum ditetapkan penggunaanya sebesar Rp5,25 triliun.
WIKA telah menunjuk PT Bahana Sekuritas sebagai broker yang akan melakukan pembelian kembali saham. Adapun Komisaris, Direktur, Pemegang Saham Utama dilarang melakukan pembelian.
Perseroan melakukan pembelian kembali saham untuk menjaga stabilitas harga saham dimasa yang akan datang. Manajemen menilai pada saat ini harga saham Perseroan tidak mencerminkan kondisi fundamental dan prospek Perseroan.
WIKA berharap dengan aksi buy back maka saham perseroan dapat memiliki pergerakan harga saham yang positif. Selain itu, manajemen berkeyakinan bahwa pelaksanaan transaksi buy back tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha.
Saat ini kepemilikan saham WIKA dimiliki oleh pemerintah 65,04 persen dan masyarakat 34,95 persen. Dengan aksi ini, maka kepemilikan saham publik berpotensi berkurang menjadi 14,95 persen.
Baca Juga
Selain itu, Sekretaris Persuahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan bahwa perolehan kontrak pada kuartal I/2020 biasanya memang belum terlalu tinggi. Kontrak biasanya baru akan marak mulai memasuki kuartal II.
“Kami berupaya untuk mengejar target perolehan kontrak baru di kuartal I ini sekitar Rp5,5 triliun. Kami yakin bahwa perolehan kontrak akan mulai signifikan pada Maret ini, di mana akan masuk di perolehan kuartal II tahun ini,” jelasnya kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Dia memperkirakan beberapa proyek yang sudah ditenderkan pada awal tahun ini baru akan diumumkan hasilnya pada Maret—April. Hal ini membuat pencatatan kontrak baru akan masuk ke dalam laporan di periode tersebut.
Tahun ini perseroan menargetkan total kontrak baru sebesar Rp65 triliun. Adapun, total order book sampai dengan akhir tahun lalu tercatat sebanyak Rp117,7 triliun.